1. WARNA CAHAYA
Guna memahami tehnik televisi warna, kita perlu mengetahui sedikit tentang warna.
1.1. CAHAYA PUTIH
Cahaya yang tampak mata (yaitu cahaya putih) adalah sebenarnya gelombang-gelombang elektromagnet
dengan frekwensi setinggi kira-kira 3x108 MHz. Atau dengan panjang gelombang kira-kira 104
uM
cahaya ini menempati jalur yang sangat sempit saja di dalam spektrum-frekwensi
gelombang-gelombang elektromagnet.
Ternyata, bahwa cahaya putih dapat diuraikan ke dalam warna-warna yang terdapat
di daram pelangi, yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu.
penguraian ini dapat dirakukan secara berikut:
cahaya (dari matahari) dimasukkan rewat celah yang
sempit ke ruang gerap. Dibelakang celah ini ditaruh prisma. Di berakang prisma
direntangkan layar putih. Maka cahaya yang masuk lewat celah itu diuraikan menjadi
warna-warni oleh prisma, dan ditampakkan
di layar. setiap warna dari spektrum-warna adalah suatu gelombang erektro--magnet
dengan panjang-gelombang tertentu. Merah mempunyai panjang-geiombang 700.10-6
mM, (= 700 nano meter, nm); ungu mempunyai panjang'gerombang 400.10-6
mm (= 4oo nano meter, nm). Lihat gambar 1.
Gambar 1.1. Cahaya
putih dapat diuraikan dalam warna-warna yang berada dalam suatu spektrum-warna
yang kontinu, mulai dari merah
hingga ungu.
1.2. MEMPEROLEH
PUTIH DARI MERAH, HIJAU DAN BIRU.
Dengan menyampur-nyampurkan merah (M), hijau (H) dan biru (B) akan dapat kita peroleh
berbagai warna-warni. (Penyampuran itu harus dengan cara penambahan (additive),
yaitu: seakan-akan warna-warna itu ditumpangkan pada selaput-mata kita).
Karena itu merah, hijau dan biru dinamai warna-warna primer.
Gambar.1.2:
Warna-warna apakah yang diperoleh apabila merah (M), hijau (H) dan biru (B)
saling ditambahkan.
Lihat Gb.1.2:
Wama-warna itu adalah hasil percobaan yang dilakukan dalam ruang gelap. Pada
layar putih kita jatuhkan cahaya-cahaya merah, hijau dan biru. Dalam bidang dimana
merah, hijau
dan biru saling berlimpah terjangkitlah putih. Kejadian ini dapat kita tuliskan
dalam rumus:
M + H + B = putih ( 1 )
merah + hijau + biru = putih
Bidang-bidang yang terkena hanya 2 jenis warna menampakkan sesuatu warna yang berlainan
kali dari warna aslinya. Kita lihat dalam Gambar.1.2
itu, bahwa:
M + H = kuning
merah + hijau = kuning
M + B = lembayung (magenta)
merah + biru = lembayung ( 2 )
B + H = biru-hijau (cyan)
biru + hijau= biru-hijau
1-3. WARNA-WARNA KOMPLEMEN
Di bawah ini adalah contoh-contoh bagaimanakah kita akan dapat memperoleh sesuatu
warna
dengan jalan menambah-nambahkan merah (M), hijau (H) dan biru (B):
Persamaan (1) kita tulis sebagai:
B + (M + H) = putih (1)
Menurut persamaan (2):
(M + H) = kuning (2)
Jadi:
B + (M + H) -= B + kuning = putih
KESIMPULAN 1
Guna memperoleh putih dari biru, kita perlu menambahkan
kuning kepada biru, atau:
Kuning merupakan suatu tambahan bagi biru guna
memperoleh putih.
Karena itu kuning kita sebut warna komplemennya biru. (komplemen = tambahan).
Warna biru-hijau
(cyan) menandakan tak-adanya merah.
Lembayung menandakan tak-adanya hijau.
Kuning menandakan tak-adanya biru.
CONTOH2
lain: H + lembayung = putih
M + biru-hijau = putih
Jadi: Biru-hijau (cyan) adalah warna komplemen-nya merah.
KESIMPULAN 2: (Lihat juga Gambar.1.2).
Kalau salah satu
warna primer (yaitu merah, hijau atau biru) tak-ada, maka yang tampak adalah
warna-komplemen.
RINGKASAN
1. Merah, hijau dan biru disebut warna2 ………………
warna itu akan dapat diperoleh ………………
merah+……+' hijau = putih;
sebab dengan mencampurkan ketiga jenis.
2. Merah + …….. = kuning
Merah + hijau = ………,
Merah + biru = ……….
Hijau + biru = …………….
3. Warna komplemen adalah warna yang perlu dicampurkan kepada satu warna primer
guna
memperoleh …………………….
Kuning adalah warna komplemen-nya................... sebab kuning + biru = ……………….
Lembayung adalah warna komplemen-nya ………………… , sebab lembayung +……………… = putih.
4. Biru-hijau
(cyan) tampak oleh penyampuran.... dan ……………..
Lembayung ( magenta) timbul oleh penyampuran.... dan ....
1.4. WARNA
JENUH.
Jikalau merah dan hijau dengan intensitas-intensitas yang sama kita campur,
maka terjadilah kuning (lihat Gb.1.2).
Jika intensitas merah secara berangsur kita kurangi, maka kuning berubah dengan
berbagai warna menuju ke hijau.
Kalau sebaliknya: intensitas hijau yang secara berangsur kita kurangi, maka timbullah
kuning yang berangsur menuju merah.
Apabila intensitas merah ada 3X intensitas hijau, maka kita peroleh jingga. Dalam
bentuk rumus, kejadian ini dapat kita tuliskan sebagai:
3M + H = Jingga
Dengan cara seperti di atas kita akan dapat juga menyampurkan hijau dengan biru,
merah dengan biru, untuk memperoleh setiap warna yang di-inginkan.
Warna yang diperoleh dengan menyampurkan 2 warna primer tidak mengandung putih.
Warna yang tidak mengandung putih disebut warna jenuh.
Di alam tak terdapat warna jenuh.
1.5. WARNA TAK- ENUH.
Misalkan, bahwa ada sumber-cahaya merah; kita pun melihat merah. Kepada
merah itu
kita tambahkan putih yang intensitasnya kian kita besarkan. Maka kita melihat, bahwa
merahnya berangsur berubah, dari merah menuju ke merah-muda.
Dengan di-tambah2-kannya putih, maka merah tersebut berangsur jadi kurang
jenuh.
Dari hal-ikhwal warna jenuh dan warna tak-jenuh tersebut, maka kita dapat
menarik kesimpulan berikut:
Bila dengan menggunakan warna2 primer merah, hijau dan biru hendak memperoleh
sesuatu warna tertentu, maka adalah 2 cara:
(a) Dengan menyampurkan 2 warna primer akan dapat diterbitkan sesuatu warna, atau:
(b) Kepada merah, hijau dan biru -dalam jumlah2 yang sama- ditambahkanlah putih
sedemikian banyak, sampai idiperoleh derajat-jenuh yang di-inginkan.
CONTOH: Misalkan, bahwa di stasion-pemancar ada
warna jingga tak-jenuh.
Jingga tak-jenuh ini boleh kita anggap terdiri dari: jingga jenuh dengan
sejumlah putih. Dalam rumus:
Jingga tak-jenuh = Jingga jenuh + Putih (a)
Jingga jenuh dapat diperoleh dengan menambahkan
merah kepada hijau dalam perbandingan 3:1,
jadi: (3M + H) = Jingga jenuh (b)
Adapun putih dapat diperoleh dengan menyampurkan
merah, hijau dan biru dengan intensitas-intensitas yang sama. Dalam rumus : p(M
+ H + B) = Putih (c)
p = takaran untuk derajat-jenuh. Kian besar p, kian
putihlah cahayanya.
Jadi (dari persamaan2 di atas) jingga tak-jenuh dapat dinyatakan sebaga:
Jingga tak-jenuh = (3M + H) + p(M + H + B)
= (3 + p)M + (1 + p)H + p.B (d)
Kian besar p,
maka kian banyak putih-lah yang dikandung jitigga; jadi kian tak-jenuh
jingga-nya.
Jikalau dimisalkan, bahwa derajat-jenuh ada sedemikian besar, hingga p=1, maka
kita
perolehlah:
Jingga tak-jenuh = 4M + 2H + B (e)
Bagaimanakah sekarang penerima-TV kita harus mereproduksi jingga (dari persamaan
e)
tersebut? Dalam pekerjaan pen-dekoda-an itu, penerima-TV akan dapat bekerja
sebagai berikut:
(a) Sinyal yang dipancarkan dari pemancar mengandung M, H dan juga B. Ini berarti,
bahwa
warna ybs adalah tak-jenuh. (Sebab: warna jenuh dibentuk oleh hanya 2 warna
primer).
(b) Kalau dari sinyal tersebut (a) kita ambil putih-nya cukup banyak, hingga
tertinggal 2
warna primer saja, maka kita pun tahu nada-warna apakah yang ada pada kita.
Maka pen-dekoda-an 4M + 2H + B yang terpancarkan dari pemancar itu akan dapat
berlangsung secara berikut:
Dengan cara seperti di atas kita sudah menemukan,
bahwa 4M + 2H + B yaitu jinggatak-jenuh dapat diuraikan dalam jingga-jenuh + putih.
3M + H (= jingga jenuh)
RINGKASAN
1. Sesuatu warna akan kian
jenuh, kalau warna itu kian kurang mengandung ………….
dua/tiga warna primer yang dicampurkan akan menghasilkan warna jenuh.
2. Dicampurkan dalam intensitas sama: cyan, lembayung, kuning. Warna apakah
yang timbul?
(Uraikanlah warna2 komplemen ke dalam warna2 primer, lalu jumlahkan).
Mata kita tak-sama peka-nya terhadap berbagai warna; ia lebih peka terhadap
kuning ketimbang terhadap biru ataupun merah.
Lihat Gb.1.3: - Ini adalah gambar lengkung kepekaan mata.
Untuk cahaya dengan panjang-gelombang kira-kira 600 nm (= kuning dan hijau)
mata kita
adalah paling peka. Untuk cahaya dengan panjang-gelombang yang kian pendek,
maupun untuk
cahaya dengan panjang-gelombang yang kian panjang, kepekaan mata kian berkurang.
Kepekaan
untuk kuning ada kira2 5 sampai 6 kali
kepekaan untuk biru. Kepekaan untuk merah ada kira-kira 2 sampai 3 kali kepekaan
untuk biru. Untuk biru, mata adalah paling kurang peka.
Gb.1.3:' Tanggapan
mata kita terhadap berbagai warna.
Mata adalah paling peka terhadap kuning.
Kalau kepekaan mata terhadap kuning kita anggap (=1,0),
maka kepekaan terhadap hijau ada kira2 0,9 (mendekati paling peka ) dan kepekaan
terhadap merah kira2 0,3 (= 1/ 3 kali dari kepekaan terhadap kuning).
Dalam tehnik
TV-hitam-putih, maka nuansa-nuansa (perubahan-perubahan) warna tersebut diubah
menjadi nuansa-nuansa (perubahan-perubahan) hitam-putih. Karena kuning menjangkitkan
nuansa yang paling terang, maka di layar-TV hitam-putih, warna kuning tampak
sebagai bayangan yang paling cerah
(paling putih). Merah menjangkitkan nuansa yang kurang cerah, karena itu merah
tampak sebagai putih keabu abuan. Biru membangkitkan nuansa cahaya yang paling
lemah, karena itu di layar hitam-putih, warna biru tampak sebagai bayangan abu-abu
gelap, Jadi intensitas bayangan di layar TV hitam-putih itu bervariasi
sebanding dengan kesan kecerahan mata kita yang ditimbulkan oleh berbagai
warna, lihat Gb.l.4.
Gambar.l.4:
(A) Balok warna yang tampak di layarTV-warna.
(B) Apa yang ditampilkan balok-warna tersebut di
layar TV monokrom.
Pemancar TV warna
memancarkan:
(1) Sinyal
kecerahan tersebut di atas (yang kita namai pula sinyal luminansi (luminance
signal);
(2) Sinyal informasi warna.
Jadi
pemancar TV warna se-akan2 dapat kita anggap sebagai kombinasi pemancar-warna dan
pemancar hitam-putih.
Penerima TV hitam- putih akan mereproduksi sinyal tersebut (1) saja.
RINGKASAN
1. Mata kita adalah paling peka terhadap (merah/kuning/biru).
Terhadap............... mata paling kurang peka.
2. Kalau warna-warna (yang terpancarkan dari
pemancar-TV-warna) direproduksi oleh penerima TV hitam -putih, maka kuning
menjangkitkan bayangan (kurang/paling) putih di layar.
Kelabu yang paling gelap dijangkitkan oleh warna
biru/merah.
3. Kesan kecerahan yang ditimbulkan oieh berbagai warna terhadap mata kita,
dipancarkan
dari stasion-pemancar TV warna berupa sinyal ...............
Adapun warna dipancarkan sebagai sinyal ………………..
na dapat kita anggap sebagai kombinasi antara pemancar ……………...
Jadi pada dasarnya pemancar-TV-wardan pemancar ……………………….
3A_03_2141160082_Andika
BalasHapusPertanyaan:
Bagaimanakah pengaruh apabila salah satu elemen cahaya tampak itu, mulai dari merah hingga violet, dieliminasi?
How is the result when one of the visible rays is eliminated?
3G_19_2141160034_SINTIAWATI
HapusJika salah satu elemen warna dari spektrum cahaya tampak, mulai dari merah hingga violet, dieliminasi, maka warna yang dapat dilihat oleh mata manusia akan terpengaruh. Spektrum cahaya tampak terdiri dari berbagai panjang gelombang, di mana merah memiliki panjang gelombang yang lebih besar, sementara violet memiliki panjang gelombang yang lebih kecil.
1. **Jika merah dieliminasi:**
- Warna-warna yang memiliki komponen merah, seperti jingga dan kuning, akan terlihat kurang terang atau terlihat berbeda. Warna-warna yang terdiri dari campuran merah, seperti ungu, juga akan terlihat berbeda tanpa komponen merahnya.
2. **Jika violet dieliminasi:**
- Warna-warna yang memiliki komponen violet, seperti biru tua dan ungu, akan terlihat kurang terang atau terlihat berbeda. Warna-warna yang terdiri dari campuran violet, seperti merah muda, juga akan terlihat berbeda tanpa komponen violetnya.
Pengaruh eliminasi warna pada spektrum cahaya tampak dapat mempengaruhi persepsi warna, kontras, dan ketajaman visual objek di sekitar kita. Selain itu, eliminasi warna-warna tertentu dapat memengaruhi mood dan emosi manusia, karena warna memiliki pengaruh psikologis yang kompleks terhadap pikiran dan perasaan manusia.
3G_19_2141160034_SINTIAWATI
BalasHapusApa perbedaan antara warna jenuh dan warna tak-jenuh? Bagaimana cara menciptakan warna jenuh dan warna tak-jenuh menggunakan warna primer?
Hapus3G_21_2141160036_Tri Susilo Pamungkas
Izin menjawab:
Perbedaan antara Warna Jenuh dan Warna Tak-Jenuh:
1. Warna Jenuh (Saturated):
- Warna jenuh adalah warna yang memiliki kecerahan dan kejenuhan penuh.
- Warna ini mewakili warna murni tanpa campuran warna putih atau hitam.
- Dalam model warna RGB, warna jenuh terletak pada titik paling jauh dari pusat model warna.
2. Warna Tak-Jenuh (Unsaturated atau Desaturated):
- Warna tak-jenuh memiliki tingkat kejenuhan yang lebih rendah.
- Warna ini dapat dihasilkan dengan mencampurkan warna murni dengan warna putih atau hitam.
- Dalam model warna RGB, warna tak-jenuh terletak lebih dekat ke pusat model warna, menunjukkan campuran dengan warna putih atau hitam.
Menciptakan Warna Jenuh dan Warna Tak-Jenuh Menggunakan Warna Primer (RGB):
1. Menciptakan Warna Jenuh:
- Warna jenuh dapat dicapai dengan menggunakan warna murni dari model warna RGB.
- Setiap warna primer RGB (merah, hijau, biru) pada tingkat kecerahan maksimum akan menghasilkan warna jenuh.
- Misalnya, campuran merah, hijau, dan biru pada nilai tertinggi menghasilkan warna putih, yang merupakan warna jenuh terang.
2. Menciptakan Warna Tak-Jenuh:
- Warna tak-jenuh dapat dicapai dengan mencampurkan warna primer dengan warna putih atau hitam.
- Untuk menciptakan warna tak-jenuh, campurkan warna murni dengan nilai warna putih atau hitam. Semakin besar proporsi warna putih, semakin tak-jenuh warnanya.
- Misalnya, mencampurkan merah murni dengan sejumlah kecil putih akan menghasilkan merah muda, yang merupakan contoh warna tak-jenuh.
3. Penggunaan Intensitas Cahaya:
- Mengatur intensitas cahaya juga mempengaruhi kejenuhan warna. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin terang dan jenuh warnanya.
- Sebaliknya, mengurangi intensitas cahaya dapat menghasilkan warna yang lebih gelap dan kurang jenuh.
4. Mencampur Warna Primer Secara Proporsional:
- Untuk mencapai warna di antara warna primer, campurkan warna primer dengan proporsi yang berbeda.
- Misalnya, campurkan merah dan hijau untuk menghasilkan kuning. Proporsi relatif dari setiap warna primer akan memengaruhi tingkat kejenuhan warna hasil campuran.
Penting untuk diingat bahwa cara menciptakan warna jenuh dan tak-jenuh dapat bervariasi tergantung pada model warna yang digunakan (seperti RGB, CMYK, atau lainnya) dan konteks aplikasinya. Metode di atas berlaku khususnya untuk model warna RGB.
3G_20_2141160055_Siti Nur Anisa
BalasHapusJelaskan proses pembentukan warna dan warna apa yang dihasilkan dari pencampuran tersebut !
3G_17_2141160029_Salwa Maulida Zahri
HapusIzin Menjawab :
Proses pembentukan warna melibatkan kombinasi warna dasar atau elemen-elemen warna yang lebih sederhana. Ada dua cara utama dalam pembentukan warna: aditif dan subtraktif.
1. Pembentukan Warna Aditif:
Definisi: Warna aditif terbentuk dengan menambahkan cahaya warna bersama-sama.
Contoh: Ketika cahaya merah, hijau, dan biru (RGB) dicampur, warna putih dihasilkan.
Aplikasi: Sistem warna RGB digunakan pada layar komputer, televisi, dan proyektor.
2. Pembentukan Warna Subtraktif:
Definisi: Warna subtraktif terbentuk dengan mengurangkan cahaya warna dari sumber cahaya putih.
Contoh: Saat warna cyan, magenta, dan kuning (CMY) dicampur, warna hitam dihasilkan. Proses ini sering digunakan dalam pencetakan warna.
Aplikasi: Sistem warna CMY digunakan dalam pencetakan, termasuk cetakan gambar berwarna.
3G_08_2141160010_Icha Anjelina Kusuma Wardani
BalasHapusMengapa warna kuning memiliki gain tertinggi di antara warna lainnya, dan sebutkan alasan alasannya!
3G_01_2141160053_Aisa Davita Salsabilla
HapusIzin menjawab:
Alasan utama untuk gain tertinggi pada warna kuning adalah karena sistem pengolahan gambar dan video sering kali dirancang berdasarkan respons spektral mata manusia. Dengan meningkatkan gain pada warna kuning, gambar yang dihasilkan dapat lebih sesuai dengan persepsi warna manusia dan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara warna yang berbeda.
Warna kuning terletak di tengah-tengah spektrum warna yang dapat dilihat oleh mata manusia, yaitu di antara warna merah dan hijau. Respons spektral puncak untuk dua jenis fotoreseptor, yaitu fotoreseptor sensitif terhadap cahaya merah dan hijau, terjadi pada panjang gelombang yang mendekati kuning. Sebagai akibatnya, mata manusia cenderung memiliki respons yang lebih tinggi terhadap warna kuning.
3G_17_2141160029_Salwa Maulida Zahri
BalasHapusIzin Bertanya,
Sejauh mana teknologi pencahayaan pintar dapat memberikan kontrol yang efektif terhadap suhu warna cahaya?
3G_05_2141160125_Dwiki FIrman ABdillah
Hapusizin menjawab,
Teknologi pencahayaan pintar dapat memberikan kontrol yang sangat efektif terhadap suhu warna cahaya, terutama melalui penggunaan lampu LED yang dapat diatur suhu warnanya. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi pencahayaan pintar dapat memengaruhi suhu warna cahaya:
Lampu LED yang Dapat Diatur Suhu Warna:
Banyak sistem pencahayaan pintar menggunakan lampu LED yang memiliki kemampuan untuk mengubah suhu warna mereka. Ini dapat mencakup rentang dari lampu berwarna hangat (lebih rendah Kelvin) hingga lampu berwarna dingin (lebih tinggi Kelvin). Pengguna dapat mengatur suhu warna sesuai dengan suasana yang diinginkan atau kebutuhan fungsional ruangan.
Kontrol Melalui Aplikasi atau Perangkat Pintar:
Teknologi pencahayaan pintar sering kali dikendalikan melalui aplikasi ponsel pintar atau perangkat pintar lainnya. Pengguna dapat secara langsung mengatur suhu warna cahaya dengan mudah melalui aplikasi, memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar.
Pengaturan Jadwal dan Pengaturan Otomatis:
Sistem pencahayaan pintar sering dilengkapi dengan fungsi pengaturan jadwal. Ini memungkinkan pengguna untuk mengatur suhu warna cahaya secara otomatis berdasarkan waktu hari atau kegiatan tertentu. Misalnya, suhu warna yang lebih hangat dapat diatur untuk malam hari untuk meningkatkan kenyamanan dan suasana santai.
3G_05_2141160125_Dwiki FIrman ABdillah
BalasHapusizin bertanya,
Apa arti istilah white balance (keseimbangan putih) dalam konteks sistem video, dan mengapa penting untuk menjaga keseimbangan putih untuk reproduksi warna yang akurat?
3G_02_2141160126_Amir Mahmud
Hapusizin menjawab:
White balance dalam sistem video adalah penyesuaian untuk memastikan warna putih dalam gambar tetap akurat tergantung pada kondisi pencahayaan. Hal ini penting karena dapat mencegah distorsi warna, memastikan reproduksi warna yang setia, dan mempertahankan kesan visual yang tepat dalam gambar atau video. Dengan mengatur keseimbangan putih, kamera mampu menyesuaikan warna putih agar tetap netral meskipun dalam kondisi pencahayaan yang berbeda, memastikan reproduksi warna yang akurat dan konsisten.
3G_01_2141160053_Aisa Davita Salsabilla
BalasHapusIzin bertanya:
Apa yang dapat diamati pada layar putih setelah cahaya putih diuraikan oleh prisma? Bagaimana warna-warna tersebut terlihat pada layar?
3G_02_2141160126_Amir Mahmud
BalasHapusizin bertanya:
Bagaimana proses konversi warna dari format analog ke format digital dalam sistem video?
3G_13_2141160120_Muhamad Guntur Irwansyah
Hapusizin menjawab:
Proses konversi warna dari format analog ke format digital dalam sistem video melibatkan pengambilan sampel warna pada sinyal analog dan representasinya sebagai nilai numerik dalam format digital. Pada umumnya, sinyal analog direpresentasikan oleh komponen warna seperti RGB (Merah, Hijau, Biru). Setiap komponen warna diambil sebagai sampel pada interval waktu tertentu, dan nilai-nilai tersebut dikonversi menjadi bilangan biner untuk merepresentasikan intensitas warna pada setiap komponen. Proses ini dikenal sebagai analog-to-digital conversion (ADC), dan hasilnya adalah representasi digital yang dapat diproses dan disimpan oleh perangkat elektronik, seperti kamera video atau perangkat perekam video.
3G_21_2141160036_Tri Susilo Pamungkas
BalasHapusIzin bertanya:
Apa peran warna primer dan warna sekunder dalam reproduksi warna pada sistem video?
3G_18_2141160014_Sesilia Galuh Hanindhasari
HapusIzin menjawab:
Warna Primer (RGB):
Menggambarkan warna cahaya yang dipancarkan langsung oleh layar atau monitor.
Dengan mengontrol intensitas masing-masing warna primer, sistem video dapat menciptakan berbagai warna pada layar.
Warna Sekunder (CMYK):
Umumnya digunakan dalam pencetakan dan reproduksi warna pada media fisik.
Dalam sistem video, warna sekunder dapat dihasilkan dari kombinasi warna primer, tetapi model warna yang lebih umum adalah RGB untuk menyesuaikan dengan teknologi pemutaran video pada layar.
3G_18_2141160014_Sesilia Galuh Hanindhasari
BalasHapusIzin bertanya:
Bagaimana teknologi menggunakan konsep warna cahaya, seperti diode elektroluminesen (LED) atau layar OLED?
3G_16_2141160083_Ridho Saputro
HapusIzin menjawab,
Teknologi menggunakan konsep warna cahaya, seperti diode elektroluminesen (LED) atau layar OLED, dengan cara berikut:
1. **LED (Light-Emitting Diode):**
LED menghasilkan cahaya dengan melepaskan foton ketika arus listrik melewati material semikonduktor. Warna cahaya yang dihasilkan tergantung pada material semikonduktor yang digunakan. Teknologi ini digunakan dalam lampu LED dan layar LED untuk memberikan warna yang cerah dan efisien energi.
2. **Layar OLED (Organic Light-Emitting Diode):**
Layar OLED menggunakan lapisan bahan organik yang dapat memancarkan cahaya saat diberikan arus listrik. Setiap piksel pada layar OLED dapat menghasilkan cahaya sendiri, memungkinkan kontrast tinggi dan warna yang lebih akurat. Teknologi ini sering digunakan dalam layar televisi, ponsel pintar, dan perangkat elektronik lainnya.
Kedua teknologi ini memanfaatkan sifat elektroluminesen untuk menciptakan cahaya yang dapat diatur dan memberikan kualitas warna yang tinggi dalam berbagai aplikasi elektronik.
3G_13_241160120_Muhamad Guntur Irwansyah
BalasHapusIzin bertanya:
Apa perbedaan antara sistem warna PAL dan NTSC dalam konteks siaran televisi, dan bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi reproduksi warna di layar?
3G_07_2141160138_Icha Amelia Rahma Putri
Hapusizin menjawab :
Sistem warna PAL (Phase Alternating Line) dan NTSC (National Television System Committee) adalah dua standar sistem warna yang digunakan dalam siaran televisi analog. Berikut adalah perbedaan antara sistem warna PAL dan NTSC serta bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi reproduksi warna di layar:
### 1. **Frekuensi Warna:**
- **PAL:** PAL menggunakan frekuensi warna 4.43 MHz. Ini berarti bahwa PAL memperbarui warna pada layar lebih cepat daripada NTSC.
- **NTSC:** NTSC menggunakan frekuensi warna 3.58 MHz.
### 2. **Resolusi Warna:**
- **PAL:** PAL memiliki resolusi warna yang lebih tinggi dibandingkan NTSC. PAL memiliki 625 baris gambar dan 25 frame per detik.
- **NTSC:** NTSC memiliki 525 baris gambar dan 30 frame per detik.
### 3. **Metode Modulasi Warna:**
- **PAL:** PAL menggunakan metode modulasi warna dengan fase yang berubah secara bergantian (Phase Alternating). Ini membantu mengurangi efek distorsi warna yang mungkin terjadi pada layar.
- **NTSC:** NTSC menggunakan metode modulasi warna dengan subpemupukan warna, yang dapat menyebabkan efek distorsi warna yang dikenal sebagai "cross color" atau "dot crawl."
### 4. **Kompatibilitas dengan Sinyal Video:**
- **PAL:** PAL memiliki keunggulan kompatibilitas dengan sinyal video karena sinyalnya memulai setiap frame dengan fase yang sama, mengurangi efek distorsi.
- **NTSC:** NTSC memiliki risiko distorsi lebih tinggi karena metodenya yang menggunakan subpemupukan warna.
### 5. **Reproduksi Warna:**
- **PAL:** Kualitas reproduksi warna PAL cenderung lebih akurat dan stabil. Distorsi warna lebih sedikit, dan sering dianggap memberikan gambar yang lebih tajam dibandingkan NTSC.
- **NTSC:** NTSC dapat menghasilkan distorsi warna terutama pada garis-garis halus atau objek dengan warna yang kontras.
### 6. **Daerah Geografis:**
- **PAL:** PAL umumnya digunakan di Eropa, Asia, dan beberapa bagian Afrika.
- **NTSC:** NTSC banyak digunakan di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan beberapa bagian Amerika Selatan.
### 7. **Kecepatan Frame:**
- **PAL:** PAL beroperasi pada 25 frame per detik.
- **NTSC:** NTSC beroperasi pada 30 frame per detik.
### 8. **Jenis Modulasi:**
- **PAL:** PAL menggunakan modulasi frekuensi amplitudo dan modulasi fase untuk sinyal warna.
- **NTSC:** NTSC menggunakan modulasi frekuensi amplitudo untuk sinyal warna.
Penting untuk dicatat bahwa seiring berkembangnya teknologi, siaran televisi analog secara global beralih ke format digital seperti DVB (Digital Video Broadcasting) di Eropa dan ATSC (Advanced Television Systems Committee) di Amerika Utara. Oleh karena itu, perbedaan antara PAL dan NTSC menjadi kurang relevan dalam konteks siaran televisi modern yang umumnya menggunakan format digital.
3G_16_2141160083_Ridho Saputro
BalasHapusIzin bertanya,
Apa yang membedakan antara warna monokromatik, polikromatik, dan aksesoris dalam konteks cahaya?