ENGLISH
2 - GAMBAR TELEVISI
1.
ELEMEN-ELEMEN GAMBAR
Pada dasarnya sebuah gambar diam adalah suatu susunan
dari banyak daerah gelap dan terang yang kecil. Dalam cetakan foto, butir butir perak halus memberikan perbedaan dalam cahaya dan naungan yang diperlukan untuk memproduksi citra (bayangan). Bila sebuah gambar dicetak dari sebuah gambar ukiran, terdapat banyak titik-titik tercetak hitam kecil yang membentuk citra. Dengan melihat pada pandangan yang diperbesar pada gambar 1b, kita dapat melihat bahwa gambar tercetak tersebut tersusun dari daerah-daerah elementer kecil hitam dan putih. Struktur dasar gambar ini jelas dalam potret-potret di Koran. Jika diperiksa secara cermat, bintik-bintik akan terlihat, sebab elemen-elemen gambar adalah relative besar.
Setiap daerah kecil dari cahaya atau naungan merupakan sebuah rincian gambar atau elemen gambar. Untuk singkatnya, ini disebut pixel atau pel. Semua elemen secara bersama- sama mengandung inormasi visual pada layar. Jika elemen-elemen ini ditransmisikan dan direprouksi dalam tingkat cahaya atau bayangan yang sama seperti yang asli dan pada posisi yang sesuai, maka gambar direproduksi.
Sebagai suatu contoh, misalkan bahwa kita ingin mentransmisikan sebuah citra dari sebuah silang hitam pada suatu dasar putih, di sebelah
kiri pada gambar 2 ke bagian
kanan gambar. Gambar dibagi dalam daerah-daerah elementer berwarna hitam dan putih seperti diperlihatkan. Elemen
gambar dalam dasar hitam adalah putih dan pixel-pixel yang membentuk
silang adalah hitam. Bila tiap elemen gambar ditransmisikan ke sisi kanan gambar dan direproduksi
dalam porsi semula dengan bayangan hitam atau putih, maka citra
diduplikasi.
2.
SCANNING HORIZONTAL DAN SCANNING VERTICAL
Gambar televisi dipayar dalam deretan garis-garis horizontal yang berurutan, satu dibawah yang lain, seperti pada gambar 3. Pemayaran (Scanning) ini memungkinkan suatu sinyal video dapat mencakup semua elemen secara keseluruhan gambar pada suatu saat, sinyal video hanya dapat memperlihatkan satu variasi.
Guna memiliki satu sinyal video untuk semua variasi cahaya dan naungan, semua rincian gambar dipayar dalam tingkatan waktu yang berurutan.
Pemayaran (Scanning) membuat reproduksi gambar televisi berbeda dengan yang pada cetakan foto (potret). Dalam sebuah potret, keseluruhan gambar direproduksi pada suatu waktu. Dalam televisi, gambar dikumpulkan kembali garis demi garis dan krangka demi krangka. Factor waktu ini menjelaskan mengapa sebuah gambar televisi dapat muncul dengan struktur garis yang terpotong-potong dalam segmen-segmen diagonal dan kerangka-kerangka bergulung ke atas atau ke bawah layar.
Gambar televisi dipayar dalam cara yang sama seperti jika anda membaca sebuah halaman buku untuk meliput semua kata dalam satu
garis dan semua garis dalam halaman. Dimulai dari bagian atas kiri pada gambar 3, semua elemen gambar dipayar dalam barisan yang berurutan dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah, satu garis pada satu saat. Metode ini disebut Pemayaran (Scanning) linear horizontal ( horizontal liniear scanning).
Ini digunakan dalam tabung kamera pada pemancar untuk membagi gambar menjadi elemen-elemen gambar dan dalam tabung gambar pada pesawat penerima untuk mengumpulkan kembali gambar yang direproduksi.
1.
Berkas electron menyapu melintas satu garis horizontal, meliputi semua elemen gambar pada garis tersebut.
2.
Pada ujung tiap-tiap garis, berkas kembali dengan cepat ke bagian kiri untuk memulai Pemayaran (Scanning) garis
horizontal berikutnya. Waktu untuk kembali ini disebut pengulangan jejak (retrace) atau flayback atau
blanking. Tidak ada informasi gambar dipayar selama pengulangan jejak sebab pada periode ini, keduanya tabung kamera dan tabung gambar dikosongkan. Jadi pengulangan jejak haruslah cepat sekali karena mereka memboroskan waktu berkenaan dengan informasi
gambar.
3.
Bila berkas telah kembali ke sebelah
kiri, posisi vertikalnya menurun sehingga berkas tersebut
akan memayar garis berikutnya ke bawah
dan tidak mengulangi
garis yang sama. Ini dilakukan oleh gerak Pemayaran (Scanning) vertical dari berkas, yang diberikan sebagai tambahan bagi Pemayaran (Scanning) horizontal.
Sebagai akibat Pemayaran (Scanning) vertical,
semua garis horizontal miring sedikit arah ke bawah dari atas ke bawah.
Bila berkas berada dibawah, pengulangan jejak
vertical mengembalikan berkas ke atas untuk memulai kembali urutan Pemayaran (Scanning).
GARIS-GARIS SETIAP
KERANGKA.
Jumlah garis-garis Pemayaran (Scanning) untuk satu
gambar lengkap sebaiknya adalah besar agar mencakup jumlah elemen-elemen gambar paling banyak, dan berarti lebih terinci. Akan tetapi, faktor-faktor lain membatasi
pemilihan, dan ini telah distandarkan pada suatu jumlah sebesar 525
garis Pemayaran (Scanning) untuk satu
gambar atau kerangka. Ini merupakan jumlah optimum dari garis-garis Pemayaran (Scanning) setiap kerangka untuk lebar bidang standar 6 MHz dari saluran penyiaran televisi.
KERANGKA SETIAP DETIK.
Perhatikan bahwa berkas bergerak dengan lambat kearah bawah sewaktu dia memayar secara horizontal. Gerak Pemayaran (Scanning) vertical
ini diperlukan agar
garis-garis tidak akan dipayar satu diatas yang lainya. Pemayaran (Scanning) horizontal
menghasilkan garis- garis dari kiri kekanan sedangkan Pemayaran (Scanning) vertical menyebabkan garis-garis mengisi kerangka dari atas ke bawah.
Waktu untuk satu kerangka lengkap dengan 525 garis Pemayaran (Scanning) adalah 1/30 detik. Maka laju pengulangan gambar sama dengan 30 kerangka setiap detik. Untuk Sistem NTSC (USA).
3.
INFORMASI SINYAL VIDEO
Dalam suatu sinyal video, amplitude tegangan dan arus berubah terhadap waktu, persis suatu sinyal audio
tetapi sinyal video
berhubungan dengan informasi visual. Sebuah contoh sinyal video diperlihatkan pada
Gambar 4. Tinjaulah sinyal ini sebagai
hasil dari Pemayaran (Scanning) dan diperlihatkan pada Gambar 3 untuk gambar pada Gambar 2. Sinyal video ini
memperlihatkan informasi hitam putih untuk satu
garis Pemayaran (Scanning) horisontal pada pertengahan silang. Pada bagian kiri, informasi adalah putih. Selanjutnya informasi adalah hitam untuk waktu yang lebih lama pada titik tengah. Akhirnya, informasi menjadi putih pada ujung sebuah garis disebelah kanan suatu siyal video dihasilkan menurut cara ini, untuk garis-garis horizontal yang dipayar melintang gambar.
Jumlah sebesar 525 garis membentuk suatu kerangka. Semua ke 525 garis-garis tersebut
|
Amplitude sinyal-sinyal video dapat
memiliki putih naik untuk polaritas positif dan hitam turun untuk polaritas negative atau dengan polaritas berlawanan tergantung pada pemakaian.
Dengan cara apapun, efek utama adalah bahwa putih dan hitam dinyatakan oleh polaritas polaritas tegangan yang berlawanan dengan suatu sinyal bolak-balik video.
Sinyal video direproduksi oleh sebuah tabung kamera.
Alat pengambil (pick-up) ini mengubah informasi
gambar dalam bentuk perubahan-perubahan cahaya menjadi perubahan listrik dalam video tabung kamera mencakup sebuah pelat bayangan fotolistrik untuk mengubah cahaya. Juga, berkas
elektron diubah bergerak melintang
pelat bayangan guna memayar semua elemen gambar. Secara actual bentuk gelombang pada Gambar 4 adalah untuk sebuah sinyal kamera.
Sinyal video adalah cara dengan mana informasi gambar dapat dibawa dari satu lokasi
ke lokasi yang lain. Kebutuhan pokok adalah untuk mendapatkan informasi gambar dari keluaran kamera
ke masukan tabung
gambar.
Metode yang lazim mencakup:
1.
Televisi rangkaian tertutup (CCTV)
2.
Perekaman video pada pita maknit dan piringan perekam
3.
Penyiaran televisi
4.
Televisi kabel
5.
Televisi satelit
Metode pertama mengunakan sinyal video frekuensi dasar (baseband) secara langsung, tanpa modulasi sebuah gelombang pembawa frekuensi gelombang radio(RF). Yang lain-lainnya memerlukan sinyal RF termodulasi.
a. GAMBAR GERAK
Dengan semua elemen gambar dalam kerangka ditelevisikan dengan mengunakan proses Pemayaran (Scanning), juga adalah perlu untuk menyajikan gambar tersebut ke mata sedemikian rupa sehingga setiap gerakan dalam adegan dapat terlihat dilayar sebagai suatu perubahan yang lembut kontinu. Dalam hal ini, sitem televisi sangat mirip dengan gambar bergerak
Gambar 5 memperlihatkan
sebilan (setrip) film gambar gerak. Perhatikan ini terdiri dari sederetan gambar-gambar diam dengan masing-masing.
Kerangka gambar yang sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Masing masing kerangka di proyeksikan
sendiri sendiri sebagai sesuatu gambar yang diam. Akan tetapi, kerangka diperhatikan satu sesudah yang lainnya dalam urutan yang cepat guna menghasilkan ilustrasi gerak yang kontinu.
Dalam kejadian gambar hidup komersial, 24 kerangka
diperlihatkan ke layar
untuk setiap detik selama film
itu diproyeksikan. Sebuah pengatur cahaya (shutter) dalam proyektor berputar didepan sumber cahaya. Shutter ini memungkinkan cahaya diproyeksi ke layar bila kerangka film adalah diam tetapi mengosongkan setiap cahaya selagi kerangka film berikutnya bergerak ke posisinya. Sebagai akibatnya, pada layar terlihat suatu rangkaian kerangka-kerangka film
yang diam. Satu-satunya waktu anda
melihat film adalah ketika anda tidak
bergerak.
Gambar 2.5. Kerangka-Kerangka Gambar diam di dalam strip
film gambar hidup (Bioskop)
KETAHANAN PENGLIHATAN (PERSITANCE OF VISION).
Kesan yang dibuat oleh sebarang cahaya yang terlihat oleh mata, bertahan untuk beberapa detik setelah sumber cahaya dipindahkan dengan demikian, jika secara interval mempertahankan pandangan ini banyak pandangan yang disajikan ke mata,
maka mata akan mengumpulkannya dan pengamatan memiliki kesan melihat semua gambar pada waktu yang sama. Ini adalah efek persistensi yang memungkinkan pentelevisian dari satu elemen dasar gambar pada suatu saat. Bila elemen-elemen tersebut
di payar cukup cepat, menjadi sebuah gambar yang lengkap.
Disamping itu, untuk menciptakan ilusi gerakan. Gambar-gambar yang cukup lengkap diperlihatkan dalam tiap detik. Efek ini
dapat dihasilkan dengan memiliki suatu laju pengulangan gambar yang lebih
besar daripada 16 setiap detik. Laju pengulangan sebesar 24 gambar setiap detik yang digunakan dalam gambar hidup atau bioskop adalah cukup untuk menghasilkan ilusi gerak pada layar.
KEPID (FLICKER) DALAM GAMBAR – GAMBAR HIDUP.
Akan tetapi laju kecepatan sebesar 24 kerangka dalam setiap detik tidaklah cukup cepat untuk memungkinkan terangnya
sebuah gambar bercampur secara lembut, dengan yang berikutnya bila diantara kerangka-kerangka
layar adalah hitam. Hasilnya adalah suatu
kedipan cahaya yang terbatas jika layar dibuat berganti terang dan gelap. Kedipan ini terlihat lebihjelek pada level yang lebih tinggi.
Dalam film-film gambar hidup, masalah kedipan diatasi dengan menjalankan film dengan proyektor pada laju kecepatan sebasar 24 kerangka
dalam setiap detik tetapi memperlihatkan setiap kerangka dalam dua kali agar setiap detik dinyatakan 48 gambar. Sebuah alat pengatur cahaya (shutter) digunakan untuk mengosongkan cahaya dari layar bukan hanya ketika masing-masing kerangka berubah tetapi juga berselag-seling. Maka setiap kerangka diproyeksikan dua kali
pada layar.
Selama tiap detik terdapat 48 pandangan adegan, dan layar dikosongkan 48 kali setiap detik walaupun masih terdapat 24 kerangka yang sama dalam setiap detik. Sebagai akibat kenaikan
laju pengosongan, kedipan menghilang.
5.
FREKUENSI KERANGKADANMEDAN
Suatu proses yang serupa dengan film gambar bergerak digunakan dalamtelevisi untuk mereproduksi gerak dalam adegan. Bukan hanya setiap gambar yang terpotong – potong
menjadi banyak elemen gambar tersendiri, akantetapi juga layar dipayar cukup cepat agar memberikan gambar – gambar atau
kerangka lengkap yangcukup
setiap detik guna memberikanilusi
gerak. Akan tetapi sebagai
pengganti laju kecepatan
sebesar 24 kerangka setiap
detik yang digunakan dalam praktek gambar bergerak
komersial, laju pengulangan
kerangka adalah 30 setiap
detik dalam sistemtelevisi. Laju pengulangan
ini memberikan kontinuitas gerak yang
diperlukan.
Laju pengulangan gambar sebesar 30 setiap detik masih belum cukup cepat untuk mengatasi kedip pada level – level cahaya yang dihasilkan olehlayar tabung gambar. Sekali lagi, penyelesaiannya adalah serupa dengan yang pada gambar bergerak. Setiap kerangka dibagi menjadi dua bagian, sehingga 60 pandangan adegan disajikan ke mata selama tiap detik. Akan tetapi pembagian sebuah kerangka menjadi dua bagian tidak dapat dilakukan hanya olehsebuah pengatur cahaya seperti pada film, sebab dalam televisi, gambar direproduksi satu elemen pada satu saat. Sebaliknya, efek yang sama diperoleh denganmenjalin garis – garis Pemayaran (Scanning) horisontal dalam dua kelompok, yakni satu dengan garis – garis bernomor ganjil dan yanglain dengan garis – garis bernomor genap. Setiap kelompok garis – garis ganjil atau genap disebut medan (field)..
Laju pengulanganmedan – medan adalah 60setiap detik, karena dua medan dipayar
diperlihatkan selama 1 detik. Laju pengulanganini adalah cukuptepat untuk menghilangkan
kedip.
Laju pengulangan kerangka sebesar 30 dipilih dalamtelevisi karena kebanyakan rumah di Amerika
Serikat dibekali dengan daya bolak – balik 60 Hz.
Bila laju kerangka adalah
30 setiap detik, lajumedan sama
denganfrekuensi jala – jala
sebesar 60 Hz.
Di negara – negara dimana
frekuensi jala – jala
adalah 50 Hz, laju kerangka
adalah 25 Hz yang membuat
frekuensi medan 50
Hz.
PERTANYAAN 2.5
a.
Berapa banyak medan Pemayaran
(Scanning) terdapat dalam sat kerangka gambar ?
b.
Berapa banyak medan yang dipayar dalam 1 detik ?
6.
FREKUENSI PEMAYARAN (SCANNING) HORISONTAL DAN VERTIKAL
Laju medan sebesar 60 Hz
merupakan frekuensi Pemayaran (Scanning) vertikal. Ini adalah laju kecepatan pada mana berkas electron menyelesaikan siklus gerak vertikalnya dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas.
Dengan demikian, rangkaian – rangkaian defleksi vertikal
untuk salah satu dari
tabung kamera atau tabung gambar beroperasi pada 60 Hz.
Waktu dari setiap siklus
|
|
Karena waktu untuk itu medan adalah 1/60 detik dan karena dia mengandung 262,5 garis,
|
Atau dengan menganggap 525 garis untuk suatu pasangan medan yang berurutan yang mana adalah sebuah kerangka, kita dapat mengalikan laju kerangka sebesar 30 dikalikan dengan 525 yang menghasilkan garis – garis yang sama sebanyak 15.750 dipayar dalam 1 detik.
Frekuensi 15.750 Hz ini
adalah laju pada mana berkas elektron menyelesaikan siklus gerak horisontalnya dari kiri ke kanan dan kembali lagi ke kiri. Dengan demikian rangkaian – rangkaian defleksi horisontal untuk salah satu tabung
kamera atau tabung gambar bekerja pada 15.750 Hz.
WAKTU UNTUK
GARIS HORISONTAL
Waktu untuk setiap garis Pemayaran (Scanning) horisontal (H) adalah 1 / 15.750 detik. Dalam mikrodetik
|
|
PERTANYAAN 2.6
i. Berapa frekuensi Pemayaran
(Scanning) horisontal, dalam Hertz ?
ii. Berapa waktu untuk Pemayaran
(Scanning)satu garis horisontal dalammikrodetik ?
iii. Berapa frekuensi Pemayaran
(Scanning)medan vertikal, dalam Hertz ?
b. PENYELARASAN HORISONTAL DAN VERTIKAL
Waktu yang dihabiskan dalam Pemayaran (Scanning) berhubungan dengan jarak dalam citra (bayangan). Karena berkas elektron dalam tabung kamera memayar citra, berkas tersebut meliput elemen-elemen yang berbeda dan memberikan informasi gambar yang sesuai. Dengan demikian, bila berkas elektron memayar layar tabung gambar pada penerima, Pemayaran (Scanning) harus diatur waktunya secara tepat guna membuat informasi
gambar dalam kedudukan yang tepat. Sebaliknya, berkas elektron dalam tabung gambar bisa saja memayar bagian dari layar di mana mulut seseorang seharusnya ketika
informasi gambar diterima pada saat yang sesuai untuk hidung orang. Untuk menjaga agar Pemayaran (Scanning) pemancar
dan penerima sejalan, harus dikirimkan sinyal-sinyal penyelarasan khusus bersama informasi gambar untuk penerima. Sinyal-sinyal pengaturan waktu ini berupa pusa-pulsa persegi yang digunakan untuk mengontrol kedua Pemayaran (Scanning) kamera dan penerima.
Pulsa-pulsa penyelarasan dipancarkan sebagai bagian dari sinyal gambar lengkap untuk penerima tetapi mereka terjadi selama
waktu pengosongan
bila tidak ada informasi yang dipancarkan gambar dikosongkan pada periode ini sewaktu berkas elektron melakukan pengulangan jejak.
Sebuah pulsa penyelarasan horisontal pada akhir tiap-tiap garis menentukan awal pengulangan jejak horisontal. Perhatikan bahwa penyelarasan adalah pada awal pengulangan jejak atau akhir penjejakan, dan bukan pada permulaan penjejakan. Pengulangan jejak horisontal dari berkas Pemayaran (Scanning) elektron dimulai dari sebelah kanan gambar.
Penyelarasan vertikal pada akhir tiap-tiap medan menentukan dimulainya pengulangan jejak vertikal. Pada waktuini berkas Pemayaran
(Scanning)elektron berada di bagian bawah gambar.
Tanpa penyelarasan medan vertikal, gambar yang direproduksi pada penerima tidak bertahan secara vertikal. Dia menggulung ke atas atau ke bawah
pada layar tabung gambar. Jika
garis Pemayaran (Scanning)tidak selaras, gambar tidak bertahan secara horisontal. Dia meluncur ke kiri atau ke kanan dan kemudian terpotong-potong menjadi segmen-segmen diagonal.
Ringkasnya, frekuensi Pemayaran (Scanning) garis
horisontal adalah 15.750 Hz. Frekuensi pulsa- pulsa penyelarasan juga adalah 15.750 Hz. Laju kecepatan pengulangan
kerangka adalah 30 setiap
detik, tetapi frekuensi Pemayaran (Scanning) medan vertikal adalah 60 Hz. Frekuensi pulsa-pulsa penyelarasan vertikal juga adalah 60 Hz.
Perhatikan bahhwa frekuensi-frekuensi Pemayaran
(Scanning) sebesar 15.750 dan 60 Hz adalah tepat untuk televisi monokrom tetapi hanya pendekatan bagi televisi berwarna. Dalam pemancaran berwarna, frekuensi Pemayaran (Scanning) garis horisontal persis 15.734,26 Hz dan frekuensi Pemayaran (Scanning) medan vertikal adalah 59,94 Hz. Frekuensi-frekuensi Pemayaran
(Scanning) yang tepat ini digunakan untuk memperkecil interferensi antara sinyal pembawa tambahan
warna pada 3,579545 MHz dan sinyal luminansi (satu warna). Teknik ini dijelaskan pada Bab 8: “Rangkaian
dan Sinyal Televisi Berwarna”. Akan tetapi frekuensi-frekuensi Pemayaran (Scanning) horisontal dan vertikal umumnya dapat dianggap 15.750 dan 60 Hz sebab rangkaian-rangkaian defleksi secara otomatis diselaraskan
pada frekuensi Pemayaran (Scanning) yang
diperlukan untuk keduanya yakni penyiaran monokrom (satu warna) dan berwarna.
PERTANYAAN 2.7
i.Berapa frekuensi pulsa-pulsa penyelarasan horizontal, dalam hertz, untuk tiap-tiap garis.
ii.Berapa frekuensi pulsa-pulsa penyelarasan vertical untuk setiap medan, dalam hertz?
c. PENGOSONGANHORISONTAL DAN VERTIKAL
Dalam televisi, pengosongan berarti “menjadi hitam”. Sebagai bagian dari sinyal video, tegangan pengosongan adalah pada level hitam. Tegangan video pada level hitam memutuskan arus berkas dalam tabung gambar untuk mengosongkan cahaya dari layar. Tujuan pulsa-pulsa pengosongan
ini adalah untuk membuat pengulangan
jejak yang diperlukan tidak kelihatan dalam Pemayaran (Scanning). Pulsa-pulsa horisontal pada 15.750 Hz mengosongkan pengulangan jejak dari kanan ke kiri untuk tiap-tiap garis. Pulsa-pulsa vertikal pada 60 Hz mengosongkan pengulangan jejak dari bawah ke atas untuk
tiap medan.
Waktu yang diperlukan untuk pengosongan horisontal mendekati 16 persen
dari tiap garis horisontal (H). Waktu
horisontal total adalah 63,5 µdet, termasuk penjejakan dan pengulangan jejak. Maka waktu pengosongan untuk tiap garis adalah 63,5 x 0,16 = 10,2 µdet.
Waktu pengosongan H ini berarti bahwa
pengulangan jejak dari kanan
ke kiri harus selesai dalam 10,2
µdet sebelummulainya informasi gambar visibel selama Pemayaran (Scanning) dari kiri ke kanan.
Waktu untuk pengosongan vertikal (V) adalah mendekati 8 persen dari
masing-masing
|
Pengulangan
jejak berlangsung selama waktu pengosongan sebab penyelarasan Pemayaran (Scanning). Pulsa-pulsa penyelarasan menentukan mulainya pengulangan jejak. Masing-masing pulsa penyelarasan horisontal disisipkan di dalam sinyal video selama waktu pulsa pengosongan horisontal. Juga setiap pulsa penyelarasan vertikal disisipkan di dalamsinyal video selama waktu pulsa pengosongan vertikal.
Ringkasnya, pertama-tama sebuah pulsa pengosongan meletakkan sinyal video pada level hitam; kemudian sinyal penyelarasan memulai pengulangan jejak dalam Pemayaran (Scanning). Urutan
ini berlaku bagi kedua pengosongan yakni pengulangan jejak horisontal dan vertikal.
PERTANYAAN 2.8
i. Apakah layar televisi dikosongkan 30 atau 60 kali setiap detik?
ii.
Berapa frekuensi pulsa-pulsa pengosongan Hsetiap garis, dalam hertz?
2-9 SINYAL
WARNA 3,58 MHz
Sistem televisi berwarna sama seperti pada monokrom kecuali bahwa informasi berwarna juga digunakan dalam adegan ini dilakukan dengan memandang informasi gambar dinyatakan dalam merah, hijau dan biru.Bila gambar di payar pada tabung kamera,dihasilkan sinyal-sinyal video terpisah untuk informasi
gambar merah, hijau dan biru. Filter-filter optik berwarna memisahkan warna-warna untuk kamera. Akan tetapi untuk penyiaran dalam saluran televisi 6 Mhz, sinyal-sinyal merah, hijau dan biru di gabungkan guna membentuk dua
sinyal ekivalen, yakni satu untuk terang
dan yang lain untuk warna.
Secara khusus kedua
sinyal yang di transmisikan ini adalah sebagai berikut:
1.
Sinyal Luminasi (Luminance signal) Sinyal ini hanya mengandung variasi terang nya informasi gambar, termasuk rincian yang halus seperti dalam sinyal satu warna sinyal luminasi digunakan untuk mereproduksi gambar hitam dan putih atau monokrom biasanya di namai sinyal Y(bukan untuk kuning).
2.
Sinyal warna (chrominance signal) sinyal
ini mengandung informasi warna dia dipancarkan sebagai modulasi pada sebuah pembawa tambahan (subcarrier) persisnya frekuensi pembawa tambahan adalah 3,579545 MHz yang umumnya di anggap sebagai 3,58 Mhz. dengan demikan 3,58 Mhz adalah frekuensi untuk berwarna umumnya dia dinamai sinyal Cuntuk krominansi atau kroma.
Dalam sebuah penerima televisi berwarna, sinyal berwarna digabungkan dengan sinyal luminansi unttuk mendapatkan kembali sinyal mula-mula yakni merah, hijau
dan biru. Kemudian sinyal-sinyal ini digunakan untuk mereproduksi gambar berwarna pada layar sebuah tabung gambr berwarna. Layar
berwarna ini memiliki fosfos-fosfor yang mengahsilkan
merah,hijau,biru. Semua warna dapat dihasilkan sebagai campuran dari merah,hijau dan biru. Sebuah gambar khas televisi berwarna di perlihatkan pada pelatwarna I.
Dalam penerima-penerima
monokrom,sinyal Y memproduksi
gambar hitam dan putih.
Sinyal warna 3,58 MHz masih
belum digunakan.
Sebagai akibatnya,sistem-sistem berwarna dan monokrom secara lengkap adalah sepadan. Bila suatu acara di telivisikan dalam berwarna,gambar direproduksi berwarna oleh penerima- penerima berwarna dan hitam putih oleh penerima monokrom .Lagi pula,acara-acara yang ditelevisikan dalam monokrom direproduksi dalam hitam putih oleh penerima monokrom maupun berwarna. Tabung gambar tiga warna juga dapat memproduksi dengan menggabungkan merah, hijau, dan biru.
Perhatikan bahwa informasi berwarna dimulai dengan merah,hijau dan biru pada camera dan berakhir dengan merah,hijau dan biru pada tabung gambar,sebab warna-warna ini merupakan warna utama bagi televisi.
Mutu Gambar
Dengan menganggap diselaraskan ke keadaan diam, gmbar yang di reproduksi juga akan memiliki terang yang tinggi, kontras yang kuat, rincian yang tajam,dan kesebandingan yang tepat antara tinggi dan lebar. Persyaratan-persyaratan ini berlaku bagi keduanya,berwarna dan monokrom.
Disamping itu, gambar berwarna sebaiknya memiliki
warna atau saturasi yang kuat,dengan cat atau corak yang tepat.
TERANG CAHAYA (BRIGHTNESS).
Keterangan (terang) adalah intensitas iluminansi rata-rata atau total,dan menentukan level dasar dalam gambar yang direproduksi. Elemen-elemen gambar masing –masing dapat berubah-rubah di atas
dan dibawah level terang rata-rata ini. Terang pada layar bergantung pada jumlah tegangan tinggi untuk tabung gambar dan bias arus searah dalam rangkaian katoda kisi. Dalam penerima-penerima televisi,pengontrolan
terang mengubah bias arus searah dari tabung gambar.
Layar fluoresensi dari tabung gambar hanya di terangi pada satu bintik kecil pada suatu saat. Jadi terangnya gamabar lengkap jauh lebih rendah dari iluminasi bintik aktual jika layar lebih lebar, diperlukan cahaya bintik yang lebih banyak untukmenghasilkanterang yang cukup.
KONTRAS.
Dengan kontras (contrast) kita maksudkan sebagai
perbedaan intensitas antara bagian –bagian hitam dan putih dari gambar yang direprroduksi. Rangkuman kontras sebaiknya cukup besar guna menghasilkan suatu gambar yang kuat; dengan putih yang terang dan hitam yang gelap untuk nilai intensitas yang ekstrim.
Jumlah sinyal video bolak-balik menentukan kontras dari gambar yang di reproduksi. Amplitudo sinyal arus bolak-balik menentukan bagaimana kuatnya warna putih dibandingkan dengan bagian-bagian hitam dari sinyal. Dalam penerima televisi,pengontrol kontras mengubah
amplitudo puncak-ke puncak dari sinyal video bolak-balik yang d gandeng ke
rangkain katoda dari tabung
gambar.
Secara aktual,hitam dalam gambar adalah level cahaya yang sama yang anda lihat pada layar tabung gambar bila televisi di tutup.
Didalam sebuah gambar,level ini kelihatan hitam berlawan fluoresensiputih. Akan tetapi,hitam tidak dapat muncul lebih gelap lagi dari pada penerangan ruangan yang dipantulkan dari layar tabung gambar.
Jadi iluminansi
sekeliling haruslah cukup rendah guna membuat hitam kelihatan gelap. Pada keadaan ekstrim yang berlawanan,gambar kelihatan
rusak dengan kontras yang kecil bila dia dilihat dalam cahaya matahari langsung karena begitu banyak cahaya yang di pantulkan dari layar,yang membuatnya tidak mungkin memiliki
hitam yang gelap.
RINCIAN (DETAIL).
Mutu rincian yang juga disebut resolusi atau definisi, tergabung
pada jumlah elemen gambar yang dapat direproduksi. Dengan banyak
elemen gambar kecil, rincian yang halus dari bayangan adalah jelas. Dengan demikian,sebaiknya
direproduksi sebanyak mungkin elemen gambar untuk menciptakan suatu gambar dengan resolusi yang baik. Mutu ini membuat gambar lebih jelas. Rincian-rincian yang kecil dapat terlihat,dan benda-benda dalam gambar di perlihatkan secaratajam. Resolusi yang baikjuga memberikan kedalaman yang jelas bagi gambar dengan menghasilkan rincian-rincian dasra. Mutu sebuah gambar yang diperbaiki dengan rincian yanglebih banyak,dapat dilihat pada gambar 2-6,yangmemperlihatkan beberapa banyaklagi elemen-elemen gambar memperbesar resolusi.
Dalam sistem penyiaran televisi komersial kita,gambar yang direproduksi
padalayar dibatasi sampai satu maksimum yaitu mendekati 150.000 elemen gambar jika kita menghitung sebuah rincian secara horisontaldan vertikal. Resolusi sedemikian memperbolehkan rincian yang hampir sama
seperti pada film 16 mm. Jumlah maksimum ini berlaku bagi setiap ukuran kerangka,dari gambar kecil 4x3 inci(102x76 mm) sampai suatu bayangan terproyeksi 20x15 kali (6,1x4,6m).
Alasannya adalah bahwa resolusi maksimum dalam sebuah gambar televisi tergantung pada jumlah garis-garis Pemayaran (Scanning) dan
pada lebar bidangsaluran transmisi.
TINGKATAN WARNA.
Sebenarnya informasi warna ditindihkan diatas suatu gambar monokrom. Berapa banyak warna yang di tambahkan
ini tergantung pada amplitudo dari sinyal warna 3,58 MHz. Jumlah warna atau level (tingkatan) warna,diubah denganmengatur penguatan atau level untuk sinyal C. Dalam penerima televisi berwarna, pengontrol ini di sebut
warna atau tingkatan warna, kroma, intensitas atau saturasi. Pengontrolan warna akan mengubah gambar dari tidak ada warna menjadi warna pucat atau sedang, sampai pada warna yang hidup dan kuat.
CORAK
WARNA (HUE).
Apa yang lazim kita sebut warna sebuah benda lebih spesifiknya adalah corak datau cat. Sebagai contoh, rumput memiliki corak hijau. Dalam gambar televisi berwarna, corak atau cat tergantung pada sudut fasa dari sinyal warna 3,58 MHz. Fasa ini, berkenaan dengan suatu sinyal penyelaras warna di ubah-ubah melalui pengatur corak atau cat. Pengatur tersebut di setel pada corak yang tepat dari sembarang warna yang dikenal dalam adegan, seperti biru langit, hijau rumput atau merah muda seperti daging. Maka semua corak yang lain adalah tepat untuk penyelarasan warna menahan corak pada fasanya yangtepat.
PERBANDINGAN
ASPEK.
Perbandingan lebar dengan tinggi dari sebuah kerangka gambar di sebut perbandingan aspek (aspect ratio). Dibuat standar pada 4:3,perbandingan ini membuat gambar lebih lebar dari pada tinggi nya dengan suatu faktor sebesar 1,33. Secara pendekatan,
perbandingan aspek yang sama digunakan pada kerangka-kerangka
dalam film gambar bergerak yang biasa. Membuat kerangka lebih lebar dari pada tingginya memungkinkan gerakan dalam adegan, yang biasanya adalah dalamarah horisontal.
Hanya kesebandingan yang di atur oleh perbandingan aspek. Ukuran kerangka aktual dapat saja sembarang yakni dari beberapa inci kuadrat sampai 20x15 kaki (6,1x4,6 m), sepanjang perbandingan aspek yang tepat yakni sebesar 4:3 dipertahankan. Jika tabung gambar tidak memproduksi gambar dengan perbandingan ini, seseorang
dalam adegan kelihatan terlalu kurus
atau terlalu lebar.
Layar tabung gambar persegi mempunyai perbandingan mendekati 4:3 antara lebar dengan tinggi. Jadi bila amplitudo Pemayaran (Scanning) horisontal tepat mengisi lebar layar dan amplitudo Pemayaran (Scanning) vertikal tepat mengisi tingginya, gambar yang direproduksi memiliki perbandingan aspek yang sesuai.
JARAK PANDANGAN.
Dekat pada layar, kita melihat semua rincian. Akan tetapi, garis- garis Pemayaran (Scanning) tersendiri
dapat dilihat. Kita dapat juga melihat butiran yang halus dari reproduksi gambar. Dalam televisi, butir-butir ini terdiri dari bintik-bintik putih kecil yang di sebut
salju (snow), yang dihasilkan oleh derau dalam sinyal video. Jadi,jarak pandangan yang paling baik adalahsuatu kesepakatan, yakni sekitar 4 sampai 8 kali tinggi
gambar.
2-11 S ALURAN PEMANCAR TELEVISI 6 MHz
Kelompok frekuensi yang ditetapkan oleh FCCbagi sebuah stasiun pemancar untuk transmisi sinyalnya disebut saluran(channel). Masing-masing stasiun televisi mempunyai sebuah saluran 6MHz dalam salah satu dari bidang frekuensi (band) berikut yang
dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54sampai
88 MHz
2.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 sampai
216 MHz
3.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 sampai 890 MHz
Dalam semua bidang-idangfrekuensi ini, lebar tiap-tiap salurantelevisi adalah 6MHz.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60
sampai 66 MHz.
Sinyal-sinyal pembawa RF
untuk gambar dan suara keduanya
termasuk dalamtiapsaluran.
MODULASI VIDEO.
Lebar bidang 6 MHz terutama diperlukan
pada sinyal pembawa gambar. Amplitudo
sinyal pembawa ini dimodulasi
oleh sinyal video dengan satu
rangkuman frekuensi video yang lebar sampai pada
mendekati 4 MHz. Frekuensi-frekuensi
pemodulasi video tertinggi
dari 2 sampai 4MHz berkaitan dengan rincian horisontal terkecil dalam gambar.
MODULASI
WARNA.
Untuk penyiaran warna, sinyal warna 3,58 MHz mengandung informasi warna. Sinyal warna ini digabungkan dengan sinyal luminansi untuk membentuk satusinyal video yang memodulasi
gelombang pembawa gambar untuktransmisi
ke penerima.
SUARA FM.
Juga yang termasuk dalamsaluran 6 MHz adalahsinyal pembawa suara umtuk gambar, yang disebut suara tercakup
(associated sound). Pembawa suara adalahsuatu sinyal FM yang dimodulasi oleh frekuensi-frekuensi audio dalamrangkuman 50 sampai 15.000 Hz.
Rangkuman frekuensi audio ini sama seperti pada stasiun dalam bidang frekuensi pemancar FM komersial dari 88 sampai 108MHz. Dalam sinyal suara TV,
ayunan frekuensi maksimum dari pembawa adalah ± 25 KHz pada modulasi
100 persen. Ayunan ini lebih kecil daripada ± 75 KHz pada modulasi
100 persen dalam bidang frekuensi penyiaran FM. Akantetapi,
suara televisi
memiliki seluruh keuntungan FMdibandingkan terhadap AM, termasuk derau daninterferensi yang lebih kecil. Pada system NTSC.
FREKUENSI
-FREKUENSI PEMBAWA.
Gambar 2-7 memperlihatkan bagaimana sinyal- sinyal pembawa yang berlainancocok dengan saluran standar 6MHz. Frekuensi pembawa gambar yang dinamai P, selalu 1,25 MHz di atas ujung rendah dari saluran. Pada ujung sebaliknya, frekuensi pembawa suara yang dinamai S adalah 4,5 MHz di atas sinyal pembawa gambar, atau 0,25 MHz di bawah ujungatas saluran. Jarakfrekuensi-frekuensi pembawa ini berlaku untuk semua saluran TVdalam bidang frekuensi-frekuensi VHF dan UHF, apakah penyiarantersebut adalah berwarna atautidak berwarna (monokrom).
Perhatikan bahwa frekuensi pembawa gambar tidak berada pada pertengaham- pertengahansaluran 6 MHz, sebab susunan
ini memungkinkanlebih banyakruangan
untuk bidang frekuensi sisi atas
(upper
sidebands) dari sinyal
pembawa gambar yangtermodulasi.
Untuk menerapkanjarakstandar terhadap pembawa-pembawa RF sebenarnya, tinjaulah saluran 3 sebagai seluruhcontoh saluranini disiarkan pada 60
sampai 66 MHz yang mana
adalah suatu bidangfrekuensi denganlebar 6 MHZ. Frekuensi pembawa gambar
adalah 60+1,25=61,25 MHz. Frekuensi pembawa suara
adalah
66-0,25-65,75 MHz.
PEMBAWA ANTARA UNTUK SUARA (INTER CARRIER SOUND).
Pembawa suara RF juga dapat digambarkan sebagai 4,5 MHz di atas
pembawa gambar karena kedua frekuensi ini selaluterpisah persis sebesar 4,5 MHz. Selisih frekuensi ini adalah pentingsebab semua penerima televisi menggunakan 4,5 MHz untuk sinyal suara IF(frekuensi menengah). Sinyal 4,5 MHz disebut sinyal suara antar
pembawa (inter carrier sound
signal). Pada penerima, sinyal suara dibuat memiliki frekuensi pelayangan(beat) dengan pembawa gambar, agar membuat perbedaan frekuensi selalu
persis sama dengan 4,5MHz. Metode suara antar pembawa membuat penerima jauhlebihmudah menyetalakan suara yang bergabung dengan gambar, terutama untuk saluran-saluran UHF. Perhatikan bahwa suara 4,5 MHz masihmerupakansinyal FMdengan modulasi audio yang asli.
STANDAR TRANSMISI
Terutama karena Pemayaran (Scanning) harus diselaraskan, maka untuk operasi-operasi yang tepat, penerima bergantung pada pemancar. Dengan demikian adalah perlu untuk menetapkanstandar-standar pemancar, sehingga sebuah penerima akan bekerja sama- sama pada semua stasiun. FCCtelah menetapkansuatu daftar standar penyiaran.
Beberapa hal dalam standar tersebut disebutkan disini untuk meringkaskan secara singkat persyaratan utama dari sistemtelevisi.
1.
Adalah standar untuk memayar pada kecepatan yang seragam dalam garis-garis horisontal dari kiri ke kanan, dilanjutkan dari atas ke bawah gambar bila adegan dilihat dari posisi kamera.
2.
Jumlah garis-garis Pemayaran
(Scanning) setiap periode kerangka adalah 525.
3.
Laju kecepatan pengulangan kerangka adalah mendekati 30 Hz, atau tepatnya adalah 29,97 Hz.
4.
Sinyal pembawa tambahan untuk warna mempunyai frekuensi yang tepat sebesar 3,579545 MHz.
5.
Perbandingan aspek kerangka adalah 4 unit horisontal dan 3 unit vertikal;
atau 1,33.
6.
Lebar saluran yang ditetapkan bagi sebuah pemancar televisi adalah 6 MHz. Lebar
bidang ini berlaku
bagi saluran-saluran VHF dan UHF,
untuk monokrom ataupun berwarna.
7.
Amplitudosinyal
pembawa gambar dimodulasi oleh sinyal gambar maupun sinyal penyelarasan. Mereka memiliki amplitudo yang berbeda pada pembawa gambar AM yang dipancarkan. Pemancar AMuntuk sinyal gambar disebut pemancar
yang dapat dilihat (visual transmitter).
8.
Suara
yang termasuk di dalam
dipancarkan sebagai suatu sinyal FM. Ayunan frekuensi maksimum adalah ± 25 KHz pada
modulasi 100 persen.
Frekuensi pembawa suara
adalah 4,5 MHz di atas frekuensi
pembawa gambar di
dalam saluran penyiaran 6 MHz. Pemancar
FM untuk sinyal suara
disebut pemancar yang dapat
di dengar (aural transmitter).