KONSTRUKSI SINYAL VIDEO KOMPOSIT
Gambar 7.1. Pembentukan Sinyal
Video Komposit
Pada gambar 7.1. ditunjukkan tiga bentuk sinyal video komposit yang merupakan sinyal kamera, dengan tambahan pulsa-pulsa pengosongan, dan pulsa-pulsa penyelarasan. (a) sinyal kamera untuk satu garis horisontal. (b) Pulsa pengosongan H
(horizontal) ditambahkan ke sinyal kamera.
(c) pulsa penyelarasan H (horizontal) ditambahkan ke pulsa pengosongan.
Pada gambar 7.2, nilai amplitude tegangan dan arus yang berurutan diperlihatkan untuk pemayaran dua garis horizontal dalam bayangan (citra). Karena waktu meningkat dalam arah horizontal, amplitudonya berubah untuk warna putih, kelabu, atau hitam pada gambar. Mulai dari yang paling kiri pada waktu nol, sinyal berada pada level putih dan berkas pemayaran berada
di sebelah kiri bayangan. Begitu garis pertama dipayar dari kiri ke kanan, diperoleh variasi sinyal kamera dengan berbagai amplitude yang sesuai dengan informasi gambar yang diperlukan. Setelah penjejakan (trace) horizontal menghasilkan sinyal kamera yang diinginkan untuk satu garis, berkas pemayaran berada di sebelah kanan bayangan (image
atau citra). Kemudian pulsa pengosongan disisipkan guna mengembalikan amplitude sinyal video ke atas sampai ke level hitam sehingga pengulangan jejak dapat dikosongkan.
Gambar
7.2. Sinyal video komposit untuk dua garis horisontal.
Setelah waktu pengosongan cukup lama untuk mencakup pengulangan jejak, tegangan pengosongan dilepas. Maka berkas pemayaran berada disebelah kiri, siap untuk memayar
garis berikutnya. Dengan cara ini,
masing-masing garis horizontal
dipayar secara
berturut turut. Perhatikan bahwa garis kedua memperlihatkan informasi gambar gelap di dekat
level hitam.
Berkenaan dengan waktu, amplitude-amplitudo sinyal tepat setelah pengosongan pada gambar 7.2 menunjukkan informasi yang sesuai dengan sisi kiri pada awal garis pemayaran. Tepat sebelum pengosongan,
variasi
sinyal
bersesuaian
dengan sisi kanan. Informasi yang tepat di tengah-tengah garis pemayaran adalah setengah waktu antara pulsa-pulsa pengosongan.
POLARITAS PENYELARASAN DALAM SINYAL VIDEO KOMPOSIT.
Sinyal video dapat memiliki dua polaritas:
1. Polaritas penyelarasan positif dengan pulsa-pulsa penyelarasan pada posisi menghadap ke atas seperti pada Gambar 7.2.
2. Polaritas penyelarasan negative dengan pulsa-pulsa penyelarasan pada posisi menghadap ke bawah seperti pada Gambar 7.3.
Sinyal video yang diperlihatkan pada Gambar 7.2 dan 7.3 keduanya mengandung informasi gambar yang sama. Video dengan polaritas pemyelarasan negative diperlukan pada kisi pengatur dari tabung gambar untuk mereproduksi gambar. Maka level pengosongan adalah negative untuk
menambahkan arus berkas untuk hitam. Video dengan polaritas penyelarasan positif diperlukan pada katoda tabung gambar.
Selain itu, polaritas penyelarasan yang negative adalah standar bagi sinyal-sinyal internal atau eksternal dari perlengkapan
video seperti kamera televisi, perlengkapan pengatur video dan jaringan distribusi. Amplitudo standar adalah 1 Vp-p dengan sync (penyelarasan) yang
negatif.
Gambar 7.3, Sinyal video yang sama seperti pada gambar 7.2 tetapi dengan polaritas penyelarasan yang negatif.
Untuk salah satu polaritas, ingat bahwa bagian sinyal video yang putih berlawanan dengan yang pada pulsa-pulsa penyelarasan. Level pengosongan haruslah hitam. Amplitudo- amplitude penyelarasan dapat disebut lebih hitam daripada hitam.
PENGOSONGAN (BLANKING).
Sinyal
video komposit mengandung pulsa-pulsa pengosongan untuk membuat garis- garis pengulangan
jejak
tidak terlihat, yakni dengan mengubah amplitudo sinyal menjadi hitam bila rangkaian-rangkaian
pemayaran menghasilkan pengulangan jejak. Semua informasi gambar dimatikan (cut-off) selama waktu
pengosongan. Secara normal, pengulangan jejak akan terjadi
selama
waktu
pengosongan.
Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 7.4 terdapat pulsa-pulsa pengosongan horizontal dan vertikal didalam sinyal video komposit. Pulsa-pulsa pengosongan horizontal dicakup untuk mengosongkan pengulangan jejak dari kanan ke kiri dalam masing-masing garis pemayaran
horizontal. Dengan demikian, laju pengulangan pulsa-pulsa pengosongan horizontal adalah frekuensi pemayaran garis sebesar 15.750 Hz. Pulsa-pulsa pengosongan vertikal mengosongkan garis-garis pemayaran yang dihasilkan ketika berkas elektron pengulangan penjejakan secara vertikal dari dasar ke puncak dalam masing-masing medan. Jadi frekuensi
pulsa-pulsa pengosongan
vertikal adalah 60 Hz untuk setiap medan. Setiap pulsa pengosongan mengubah sinyal video menjadi hitam selama waktu pengosongan.
Gambar 7.4, pulsa pengosongan H dan V dalam sinyal video.
(Pulsa-pulsa penyelerasan tidak diperlihatkan.)
7.1 . SKALA IRE DARI AMPLITUDO SINYAL VIDEO
Pada monitor
osiloskop, amplitudo
sinyal video biasanya diperiksa bersama polaritas penyelarasan negatif agar sesuai dengan skala IRE yang diperlihatkan pada Gambar 7.5. IRE adalah singkatan dari “Institute of Radio Engineers” yang sekarang ini disebut IEEE (Institute of Electrical and
Electronic Engineers). Skala IRE total mencakup 140 unit dengan 100 naik dan 40 turun dari nol. Sinyal video komposit
puncak ke puncak mencakup 140 unit IRE.
Dari sejumlah 140 unit IRE, sebanyak 40 (atau mendekati 29 persen) adalah
untuk penyelarasan (sync). Semua pulsa penyelarasan mempunyai amplitudo yang sama, yakni 29 persen dari sinyal video puncak
ke puncak.
Gambar 7.5, Gambar osiloskop dari dua garis sinyal video komposit dengan skala amplitude IRE. Perhatikan skala 140 unit IRE di sebelah kiri.
PEMASANGAN
HITAM (BLACK SETUP)
Perhatikan bahwa puncak-puncak hitam dari variasi
sinyal kamera adalah penyimpangan dari
level pengosongan hitam sebesar 7,5 unit IRE, yang secara pendekatan adalah 5 persen dari keseluruhan.
Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa sinyal-sinyal
pembawa tambahan (subcarrier
signals) untuk warna di
dekat hitam di dalam sinyal
kamera tidak berinterferensi
dengan amplitude
penyelarasan.
AMPLITUDO SINYAL KAMERA
Putih punc ak kira-kira mendekati 100 unit IRE. Akan tetapi pemasangan hitam adalah 7,5 unit untuk meng offset (mengimbangi) hitam di dalam gambar level pengosongan. Dengan mengurangkan pemasangan hitam dari putih puncak, hasilnya adalah 100-7,5 = 92,5 unit IRE untuk variasi sinyal kamera. Jumlah ini adalah 66 persen dari total 140 unit IRE.
WAKTU PENGOSONGAN
HORISONTAL
Rincian periode pengosongan horisontal dilukiskan pada Gambar 7.6. Interval yang ditandai H adalah waktu yang
diperlukan untuk memayar satu
garis dengan mencakup penjejakan
dan pengulangan jejak. Dengan demikian,
waktu untuk H adalah 1/15.750
detik atau 63,5 µ detik.
Pulsa pengosongan horizontal lebarnya hanyalah 0,14 H sampai 0,18 H. Ambillah suatu rata-rata sebesar 16 persen sebagai nilai yang khas. Jadi waktu
pengosongan horizontal adalah
0,16 x 63,5 µ detik =
10,2 µ detik (pendekatan)
Sekarang, kita kurangkan harga ini dari waktu H yang sebesar 63,5 µ detik;
63,5 µ detik – 10,2µ detik =
53,3 µ detik
Maka 53,3 µ detik adalah waktu yang diperlukan untuk pemayaran visible, tanpa pengosongan
dalam
masing-masing
garis
horizontal.
Untuk
mengosongkan H diperlukan jejak horizontal.
Yang ditindihkan di atas pulsa-pulsa pengosongan H adalah pulsa-pulsa penyelarasan H yang lebih
sempit. Sebagaimana terlihat pada Gambar 7.6, masing-masing
pulsa penyelarasan H adalah 0,08 H atau setengah
lebar rata-rata dari pulsa
pengosongan. Jadi
waktu penyelarasan ini kira-kira adalah
10 µ detik dibagi 2 atau sebesar 5 µ detik.
SERAMBI DEPAN DAN BELAKANG ( FRONT PORCH AND BACK PORCH )
Selama setengah
waktu pengosongan yang tinggal yang juga adalah 5 µ detik, sinyalnya berada
pada level pengosongan. Bagian yang tepat sebelum pulsa
penyelarasan disebut serambi
depan (front porch), dan serambi
belakang (back porch) mengikuti
pulsa penyelarasan. Lebar serambi depan adalah 0,06 H. periode waktu
ini adalah 1,27 µ detik untuk
serambi depan dan
3,81 µ detik untuk serambi belakang.
Perhatikan bahwa serambi belakang
adalah tiga kali lebih panjang
daripada serambi depan. Semua
periode waktu di
dalam sebuah garis horizontal ini diringkas
pada tabel 7.1, dengan toleransi
yang diperlukan.
Gambar 7.6 (a). rincian pengosongan horisontal dan pulsa-pulsa penyelarasan. Waktu H adalah 1/15,750
µ detik = 63,5 µ detik. Pada
gambar di bawah sinyal,
pinggiran-pinggiran hitam memperlihatkan
pengosongan. (b) Pengosongan
H bergerak ke dalam
gambar untuk memperlihatkan
efek terhadap layar, terang lebih
tinggi daripada normal.
PENGOSONGAN H DAN PEMAYARAN H
Waktu pengosongan sedikit lebih lama daripada
nilai khas dari waktu pengulangan jejak. Sebagai akibatnya, sebagian kecil dari penjejakan (trace) biasanya dikosongkan pada waktu permulaan dan akhir setiap garis pemayaran. Efek pengosongan horizontal ini dilukiskan oleh batang-batang hitam di sebelah kiri dan kanan gambar pada Gambar 7.6 a. hitam pada pinggiran-pinggiran kanan bersesuaian dengan serambi depan dari pengosongan horizontal, sebelum pengulangan jejak dimulai. Umumnya pengulangan jejak horizontal dimulai pada pinggiran
pertama (leading edge) dari pulsa penyelarasan. Tepat sebelum pengulangan jejak (bila berkas pemayaran menyelesaikan penjejakannya ke kanan), level pengosongan dari
serambi depan akan menyebabkan pinggiran kanan menjadi hitam. Dengan sejumlah kecil dari setiap garis dikosongkan dengan cara ini, sebuah batang hitam di sebelah kanan ini dapat dianggap sebagai reproduksi dari bagian serambi depan dari pengosongan horisontal.
TABEL 7.1.
RINCIAN PENGOSONGAN HORISONTAL
PERIODE |
WAKTUdalam µ detik |
Garis total (H) |
63,5 |
Pengosongan H |
9,5 – 11,5 |
Pulsa penyelarasan
H |
4,75 ± 0,5 |
Serambi depan |
1,27 (minimum) |
Serambi
belakang |
3,81 (minimum) |
Waktu garis visibel |
52-54 |
Setelah serambi depan dari pengosongan pengulangan jejak horisontal dapat dimulai bila pulsa penyelarasan dimulai. Flyback pasti dikosongkan sebab level penyelarasan lebih hitam daripada hitam. Walaupun pengulangan jejak umumnya dimulai dengan pulsa penyelarasan, jumlah
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan flyback tergantung pada rangkaian-rangkaian pemayaran. Waktu flyback khas adalah 7 µ detik.
Waktu pengosongan setelah serambi depan adalah 8,93 µ detik, yang dihitung sebagai 10,2 –
1,27 = 8,93 µ
detik
Sekarang kurangkan waktu flyback
sebesar 7 µ
detik.
8,93
– 7,00 = 2,93 µ detik
2,93 µ detik adalah waktu pengosongan yang masih tertinggi setelah pengulangan jejak ke pinggiran kiri telah diselesaikan.
Walaupun
pengosongan masih berjalan, bentuk gelombang defleksi gigi gergaji menyebabkan berkas pemayaran memulai
penjejakannya mengikuti
flyback. Sebagai akibatnya, bagian pertama dari penjejakan
disebelah kiri dkosongkan. Setelah 2,93 µ detik dari waktu penjejakan kosong di pinggiran kiri, pulsa pengosongan dipindahkan. Maka sinyal video mereproduksi
informasi gambar begitu berkas pembayaran melanjutkan penjejakannya untuk 53,3 µ detik dari waktu penjejakan yang dapat terlibat. Akan tetapi, sejumlah kecil dari setiap garis yang dikosongkan pada awal penjejakan membentuk batang hitam di pinggir kiri raster. Pinggiran
hitam di kiri ini merupakan bagian
dari setiap serambi belakang yang mengikuti penyelarasan horizontal.
Batang-batang pengosongan pada sisi-sisi tidak mempunyai efek terhadap gambar selain daripada
mengurangi sedikit lebarnya, dibandingkan dengan raster yang dikosongkan. Akan tetapi, amplitude pemayaran horisontal dapat dinaikkan untuk memberikan lebar gambar yang diinginkan.
Gambar 7.6b memperlihatkan efek terhadap layar tabung gambar untuk serambi depan dan belakang selama pemgosongan
H. Terangnya disetel lebih tinggi daripada biasa, guna membuat pengosongan
lebih
terang
daripada
hitam.
Juga
fasa
pemayaran terhadap pengosongan harus digeser untuk menempatkan
waktu
pengosongan ke dalam waktu penjejakan.
RINGKASAN WAKTU PENGOSONGAN H (Horisontal)
Untuk nilai-nilai yang khas, lebar masing-masing pulsa pengosongan H adalah 10 µ detik. Lebar pulsa penyelarasan H adalah 5
µ detik atau setengah waktu pengosongan. Tepat sebelum
penyelarasan H, serambi depan adalah 1,27 µ
detik. Serambi
hitam persis setelah penyelarasan
H adalah 3,81 µ detik. Perhatikan
bahwa 1,27 + 3,81 adalah kira-kira
5µ detik. Dengan merambatkan ini ke 5 µ detik
untuk penyelarasan H akan memberikan waktu pengosongan H sebesar 10µ detik.
WAKTU
PENGOSONGAN VERTIKAL (VERTICAL
BLANKING TIME)
Pulsa-pulsa pengosongan vertikal mengubah amplitudo sinyal video menjadi hitam sehingga bekas pemayaran
dikosongkan (blanked out) selama pengulangan jejak vertikal .
GARIS-GARIS H YANG DIKOSONGKAN OLEH PENGOSONGAN V
Waktu sebesar 1333 adalah cukup lama untuk mencakup banyak
garis pemayaran horisontal yang lengkap . Bila kita membagi waktu
pengosongan vertikal 1333
dengan
63,5 periode
garis total kita peroleh
21 . Jadi 21 garis dikosongkan
dalam tiap medan , atau 42 garis
dalam kerangka . Jumlah total
dari garis kosong dalam kerangka
juga
dapat dihitung sebagai 0,08 x 525 = 42 .
Waktu yang relatif lama mengosongkan tidak hanya garis-garis retrace vertikal , tetapi juga
sebagian kecil penjejakan
vertikal di dasar dan puncak .
PULSA-PULSA DALAM
WAKTU PENGOSONGAN V
Pulsa-pulsa penyelarasan yang disisipkan di dalam sinyal video komposit
selama pulsa pengosongan vertikal yang lebar diperlihatkan pada Gambar 7.7 . Ini mencakup pulsa-pulsa
untuk menyamakan , pulsa-pulsa penyelarasan vertikal , dan beberapa pulsa
penyelarasan horisontal
. Sinyal-sinyalnya diperlihatkan pada interval waktu
di
antar akhir satu
medan dan yang berikutnya , untuk melukiskan apa uyang
terjadi selama waktu pengosongan vertikal .
Kedua sinyal yang diperlihatkan satu di atas yang
lainnya adalah sama , kecuali untuk
pergeseran setengah garis
antara medan yang berurutan
yang
diperlukan untuk pemayaran
terjalin garis- garis
ganjil .
Dimulai di kiri pada Gambar 7.7 , ke empat garis pemayaran horisontal yang terakhir pada dasar raster diperlihatkan bersama pulsa-pulsa pengosongan dan penyelarasan horisontal yang diperlukan . Segera setelah menyusul haris variabel terakhir , sinyal video dibuat menjadi hitam oleh pulsa pengosongan vertikal dalam rangka persiapan untuk pengulangan jejak vertikal.
Periode pengosongan vertikal dimulai dengan suatu kelompok 6 pulsa pemayaran , yang terpisah pada interval
setengah garis.
Berikutnya adalah pulsa penyelarasan vertikal bergerigi yang sesungguhnya menghasilkan flyback vertikal di dalam rangkaian pemayaran . Gerigi juga
terjadi pada interval
setengah garis . Dengan
demikian, pulsa
penyelarasaan vertikal yang
lengkap lebarnya adalah tiga
garis .
Mengikuti penyelarasaan vertikal adalah suatu kelompok lain yang terdiri dari enam pulsa penyamaan dan suatu rentetan pulsa horisontal .
Selama periode pengosongan vertikal keseluruhan , tidak ada informasi
gambar yang dihasilkan , sebab level sinyal adalah hitam
atau lebih hitam daripada hitam sehingga pengulangan
jejak vertikal dapat dikosongkan . Rincian dari semua pulsa
tersebut dalam interval
pengosongan vertikal diringkas pada tabel 7.2 .
Perhatikan posisi pulsa penyamaan pertama pada awal pengosongan vertikal pada Gambar 7.7. Dalam sinyal di puncak, pulsa pertama adalah suatu garis penuh yang di luar pulsa penyelarasaan horisontal sebelumnya dalam sinyal di bawah
untuk medan berikutnya, pulsa pertama adalah sejauh setengah
garis. Beda waktu setengah garis ini antara medan-medan genap dan ganjil berlanjut melalui semua pulsa berikutnya, sehingga pulsa-pulsa penyelarasaan vertikal untuk medan-medan yang berturutan diatur waktunya untuk pemayaran terjalin garis ganjil .
PENGOSONGAN V DAN PEMAYARAN V
Pulsa penyelarasan vertikal yang bergerigi memaksa rangkaian defleksi vertikal untuk memulai flyback umumnya
tidak akan mulai dengan dimulainya penyelarasaan vertikal karena pulsa penyelarasaan harus membangun muatan di dalam sebuah kapasitor guna
memacu rangkaian-rangkaian pemayaran . Jika kita asumsikan
bahwa flyback vertikal dimulai
dengan pinggiran leading
dari gerigi ketiga , maka waktu dari satu garis berlalu
selama penyelarasaan vertikal sebelum flyback dimulai . Juga enam pulsa untuk
menyamakan yang sama
dengan tiga garis
terjadi sebelum penyelarasan
vertikal . Jadi 3 + 1 = 4 garis dikosongkan di dasar
gambar , tepat
sebelum pengulangan jejak vertikal dimulai
.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk flyback tergantung pada rangkain pemayaran , namun waktu pengulangan
jejak vertikal yang khas adalah lima
garis . Begitu pengulangan
jejak berkas pemayaran dari dasar
ke puncak raster, di hasilkan
lima garis horisontal lengkap . Pengulangan jejak vertikal ini dapat
di selesaikan dengan mudah selama
waktu pengosongan vertikal
.
Dengan 4 garis dikosongkan di dasar sebelum flyback dan 5 garis dikosongkan selama flyback , 12 garis tersisa dari
total 21 selama pengosongan vertikal. Ke 12 garis kosong ini
berada di puncakraster
pada permukaan penjejakan
vertikal arah ke bawah
.
Ringkasannya , 4 garis dikosongkan pada dasar dan 12 garis
di puncak dalam masing- masing
medan . Di dalam
kerangka total dari
dua medan , 8 garis dikosongkan di dasar dan 24 garis di
puncak . Garis-garis pemayaran yang dihasilkan selama penjejakan vertikal , tetapi yang dijadikan hitam oleh
pengosongan vertikal , membentuk batang –batang hitam
di puncak dan dasar gambar
.
Tinggi gambar sedikit berkurang dengan pengosongan , dibandingkan dengan raster yang tidak dikosongkan . Akan tetapi , tingginya dapat diperbaiki dengan mudah dengan memperbesar amplitudo dari bentuk gelombang gigi gergaji untuk penyamran vertikal .
RINGKASAN WAKTU PENGOSONGAN V
Pulsa-pulsa pengosongan vertikal yang berulang pada 60 Hz disisipkan untuk setiap medan pemayaran
vertikal guna mengosongkan pengulangan jejak V . Lebar pulsa pengosongan V
adalah 1333 , waktu yang cukup
untuk pemayaran 21 garis horisontal
lengkap dalam masing-masing
medan .
Pulsa penyelarasan V bergerigi juga diulang pada 60 Hz untuk menyelaraskan
pemayaran vertikal
pada masing-masing medan . Lebar masing-masing pulsa penyelarasan V adalah
enam buah setengah garis atau
tiga garis H lengkap . Pulsa penyelerasan V dibuat
jauh lebih besar daripada pulsa-pulsa
penyelarasan H sehingga
mereka dapat dipisahkan dalam rangkaian-rangkaian penyelarsan pada peswat penerima .
Masing-masing pulsa-pulsa
penyelarasan V mempunyai gerigi pada interval setengah
garis guna mempertahankan kesinambungan penyelarasan horisontal selama waktu penyelarasan V .
Tepat sebelum dan sesudah masing-masing pulsa penyelarasan V terdapat sekelompok 6 pulsa untuk menyamakan . Karena adanya jarak setengah garis dari pulsa penyamaan , panjang masing-masing kelompok adalah tiga garis H . Jarak setengah garis akan mempertahankan kesinambungan penyelarasan horisontal dengan pulsa-pulsa untuk menyamakan yang bergantian selama waktu pengosongan vertikal .
Dengan
dua
pulsa
dalam
waktu
dari
satu
garis
H lengkap , pulsa-pulsa untuk menyamakan akan di ulang pada laju 2 x 15.750 = 31.500
Hz . Kelompok-kelompok pulsa untuk menyamakan tepat sebelum dan sesudah
penyelarasan V digunakan untuk meningkatkan penyelarasan vertikal pada medan -medan genap dan ganjil
.
Gerigi setengah garis dalam pulsa penyelarasan vertikal juga mempunyai frekuensi sebesar 31.500 Hz . Sebenarnya,
pulsa-pulsa untuk menyamakan dan gerigi
vertikal adalah pulsa-pulsa
yang serupa tetapi dengan
polaritas yang berlawanan.
3G_05_2141160125_Dwiki Firman A
BalasHapusizin bertanya, Bagaimana konstruksi sinyal video komposit memengaruhi kualitas gambar yang ditampilkan pada layar TV atau monitor?
3G_07_2141160138_Icha Amelia Rahma Putri
Hapusizin menjawab:
Konstruksi sinyal video komposit dapat memengaruhi kualitas gambar yang ditampilkan pada layar TV atau monitor dalam beberapa cara:
1.Pemadatan Informasi: Dalam sinyal video komposit, informasi gambar dan informasi warna digabungkan dalam satu sinyal. Hal ini dapat mengakibatkan pemadatan informasi yang mengurangi kualitas gambar. Informasi warna dikodekan dalam format yang lebih rendah resolusinya dibandingkan dengan informasi gambar, sehingga beberapa detail warna mungkin hilang.
2. Penurunan Resolusi Warna: Sinyal video komposit menggunakan format warna yang disebut NTSC (National Television System Committee) di Amerika Serikat, atau PAL (Phase Alternating Line) di beberapa negara Eropa. Format-format ini memiliki resolusi warna yang lebih rendah dibandingkan dengan format komponen atau HDMI. Hal ini dapat mengakibatkan warna yang kurang tajam dan mungkin terjadi efek garis-garis yang tidak diinginkan.
3. Sinyal Gangguan: Konstruksi sinyal video komposit dapat membuatnya lebih rentan terhadap gangguan dan noise. Misalnya, gangguan dari sumber-sumber elektromagnetik eksternal dapat mengganggu sinyal video komposit dan menyebabkan gambar yang buram atau berjerawat.
4. Crosstalk: Crosstalk adalah fenomena di mana informasi gambar dan informasi warna saling berinterferensi dalam sinyal video komposit. Ini dapat menghasilkan efek warna yang tidak diinginkan atau mengaburkan gambar.
5. Ketidakmampuan Memisahkan Gambar dan Warna: Karena kedua jenis informasi digabungkan dalam satu sinyal, sinyal video komposit tidak memungkinkan pemisahan gambar dan warna dalam perangkat tampilan. Ini mengurangi kemampuan perangkat tampilan untuk melakukan pengaturan dan koreksi warna secara independen.
6. Kurangnya Definisi dan Kualitas: Sinyal video komposit seringkali memiliki kurangnya definisi dan kualitas gambar dibandingkan dengan format video yang lebih modern seperti komponen, HDMI, atau digital. Ini dapat mengakibatkan kurangnya detail, kecerahan, dan ketajaman gambar.
3G_07_2141160138_Icha Amelia Rahma Putri
BalasHapusizin bertanya:
Apa yang terjadi jika polaritas penyelarasan tidak benar dalam sinyal video komposit, dan bagaimana dampaknya terhadap tampilan gambar?
3G_19_2141160034_SINTIAWATI
HapusPada sinyal video komposit, polaritas penyelarasan yang benar sangat penting untuk memastikan bahwa perangkat penerima (seperti televisi atau monitor) dapat memproses sinyal dengan benar dan menampilkan gambar dengan kualitas yang baik. Jika polaritas penyelarasan tidak benar, berbagai masalah dapat terjadi dalam tampilan gambar, termasuk:
1. **Kehilangan Sinyal Sinkronisasi:** Polaritas penyelarasan yang salah dapat menyebabkan kehilangan sinkronisasi antara berkas horizontal dan vertikal. Ini dapat mengakibatkan gambar menjadi terdistorsi, bergoyang, atau bahkan hilang sama sekali.
2. **Warna Tidak Sesuai:** Masalah polaritas penyelarasan juga dapat memengaruhi reproduksi warna. Warna-warna dalam gambar dapat terlihat tidak sesuai atau terbalik, mengakibatkan gambar tampak aneh dan sulit dikenali.
3. **Gelombang Vertikal pada Gambar:** Jika polaritas penyelarasan vertikal tidak benar, gambar dapat menampilkan gelombang vertikal yang mengganggu. Gelombang ini dapat terlihat seperti garis-garis yang bergerak vertikal di layar, mengurangi kualitas gambar.
4. **Garis-garis Pengulangan Jejak Tidak Tersembunyi dengan Baik:** Polaritas penyelarasan yang tidak benar dapat membuat garis-garis pengulangan jejak pada gambar terlihat atau sulit disembunyikan. Ini menghasilkan tampilan gambar yang tidak bersih dan tidak profesional.
5. **Distorsi Horizontal atau Vertical:** Sinyal video dengan polaritas penyelarasan yang tidak benar dapat menyebabkan distorsi horizontal atau vertikal pada gambar. Gambar dapat tampak terjepit, memanjang, atau menyempit.
6. **Ketidakstabilan Gambar:** Perubahan polaritas penyelarasan selama pemutaran dapat mengakibatkan gambar yang tidak stabil atau berkedip.
Untuk menghindari masalah ini, penting untuk memastikan bahwa perangkat penyiaran dan penerimaan memiliki pengaturan polaritas penyelarasan yang benar. Jika terjadi masalah pada tampilan gambar, salah satu hal yang harus diperiksa adalah polaritas penyelarasan sinyal video untuk memastikan bahwa itu disesuaikan dengan benar.
3G_19_2141160034_SINTIAWATI
BalasHapusBagaimana pulsa-pulsa pengosongan horizontal bekerja dalam mengosongkan pengulangan jejak dari kanan ke kiri dalam garis-garis pemindai horizontal? Berapakah laju pengulangan pulsa-pulsa pengosongan horizontal ini?
3G_17_2141160029_Salwa Maulida Zahri
HapusIzin Menjawab :
Pulsa-pulsa pengosongan horizontal adalah bagian kritis dari sinyal video pada sistem televisi analog yang bertanggung jawab untuk mengosongkan pengulangan jejak dari kanan ke kiri pada garis-garis pemindai horizontal. Proses ini merupakan bagian dari pembentukan gambar pada layar televisi. Berikut adalah penjelasan umum tentang cara pulsa-pulsa pengosongan horizontal bekerja:
1. Pulsa Pengosongan Horizontal:
Pulsa-pulsa pengosongan horizontal mengindikasikan awal baris baru pada layar. Mereka memberikan sinyal ke elektronika pemindai dan tampilan untuk memulai garis pemindaian horizontal berikutnya.
2. Proses Pemindai Horizontal:
Setelah sinyal pulsa pengosongan horizontal diterima, pemindai horizontal akan mulai memindai dari sisi kanan layar ke sisi kiri. Selama proses ini, pemindai secara berurutan mengukur intensitas cahaya pada setiap titik di garis horizontal, membentuk gambar secara berangsur-angsur.
3. Laju Pengulangan:
Laju pengulangan pulsa-pulsa pengosongan horizontal adalah jumlah baris yang dipindai dalam satu detik. Standar televisi analog umumnya mengacu pada jumlah baris per detik sebagai "frekuensi pemindaian horizontal." Dalam sistem televisi NTSC (digunakan di Amerika Utara), frekuensi ini sekitar 15.734 Hz.
3G_20_2141160055_Siti Nur Anisa
BalasHapusMengapa sebagian kecil dari penjejakan biasanya dikosongkan pada waktu permulaan dan akhir setiap garis pemayaran?
3G_08_2141160010_Icha Anjelina Kusuma Wardani
Hapusizin menjawab
Pada umumnya, sebagian kecil penjejakan yang dikosongkan di awal dan akhir garis pemayaran disebut sebagai "leading" dan "trailing" spaces. Ini dapat terjadi karena beberapa alasan teknis dalam pemrosesan data, seperti pemrosesan otomatis atau untuk memastikan keakuratan dan konsistensi dalam penanganan informasi.
3G_08_2141160010_Icha Anjelina Kusuma Wardani
BalasHapusizin bertanya
jelaskan mengapa tepat sebelum dan sesudah masing-masing pulsa penyelarasan V terdapat sekelompok 6 pulsa untuk menyamakan?
3G_05_2141160125_Dwiki Firman A
Hapusizin menjawab,
Deskripsi tentang sekelompok 6 pulsa yang muncul tepat sebelum dan sesudah masing-masing pulsa penyelarasan V biasanya berkaitan dengan urutan pembentukan pulsa pada sistem transmisi radio atau radar. Fenomena ini dapat dijelaskan dalam konteks transmisi sinyal radar atau sonar dengan menggunakan konsep pulsa penyelarasan V (V-synchronization pulse) dan pola pembentukan pulsa.
3G_17_2141160029_Salwa Maulida Zahri
BalasHapusIzin Bertanya,
Sejauh mana konstruksi sinyal video komposit dapat memengaruhi reproduksi warna dan resolusi gambar, terutama dibandingkan dengan teknologi transmisi video yang lebih modern?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus3G_01_2141160053_Aisa Davita Salsabilla
HapusIzin menjawab:
Sinyal video komposit, yang menyatukan semua komponen warna dan informasi gambar menjadi satu sinyal, dapat memiliki beberapa dampak pada reproduksi warna dan resolusi gambar dibandingkan dengan teknologi transmisi video yang lebih modern. Berikut adalah beberapa pertimbangan terkait:
Reproduksi Warna:
1. Crosstalk: Sinyal video komposit dapat mengalami crosstalk, di mana informasi warna dari satu komponen dapat bocor atau mencampur dengan komponen warna lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kejernihan warna dan ketajaman gambar.
2. Pemisahan Warna: Karena sinyal video komposit menyatukan semua warna menjadi satu sinyal, pemisahan warna yang akurat dapat menjadi lebih sulit. Ini dapat mempengaruhi reproduksi warna, terutama pada detail dan gradasi warna yang halus.
Resolusi Gambar:
1. Kurangnya Komponen Terpisah: Sinyal video komposit tidak memisahkan informasi warna dan luminansi menjadi komponen terpisah. Sebagai hasilnya, resolusi gambar mungkin terbatas dibandingkan dengan sistem yang menggunakan komponen terpisah, seperti YUV pada sistem video komponen atau HDMI.
2. Noise dan Kehilangan Rincian: Sinyal video komposit dapat lebih rentan terhadap noise dan kehilangan rincian gambar karena semua informasi, termasuk warna dan kecerahan, diaturnya bersama dalam satu sinyal.
Teknologi Transmisi Video yang Lebih Modern:
1. Sinyal Komponen atau HDMI: Teknologi transmisi video modern, seperti sinyal video komponen atau HDMI, memisahkan informasi warna dan luminansi. Hal ini memungkinkan reproduksi warna yang lebih akurat dan resolusi gambar yang lebih tinggi.
2. Digital Transmission: Beberapa teknologi modern menggunakan transmisi digital, yang dapat memberikan kejernihan dan ketajaman gambar yang lebih baik dibandingkan dengan sinyal analog, seperti sinyal video komposit.
3. Lebih Banyak Informasi Warna: Dalam sistem seperti YUV atau RGB, informasi warna dianggap secara terpisah, memungkinkan pengolahan yang lebih akurat dan reproduksi warna yang lebih tepat.
3G_01_2141160053_Aisa Davita Salsabilla
BalasHapusIzin bertanya:
Apa fungsi dari pulsa-pulsa pengosongan H (horizontal) yang ditambahkan ke sinyal kamera dalam gambar 7.1 (b)? Bagaimana pulsa-pulsa ini mempengaruhi sinyal video komposit?
3G_14_2141160092_Muhammad Fadhil Dwitama
HapusPulsa-pulsa pengosongan H (horizontal) yang ditambahkan ke sinyal kamera pada gambar 7.1 (b) bertujuan untuk memberikan informasi tentang awal dan akhir setiap baris gambar. Pulsa-pulsa ini memastikan sinkronisasi horizontal, membantu perangkat penerima membedakan antara satu baris gambar dengan baris gambar berikutnya, sehingga membentuk gambar yang teratur dan stabil dalam sinyal video komposit.
3G_14_2141160092_Muhammad Fadhil Dwitama
BalasHapusBagaimana konstruksi sinyal video komposit mempengaruhi kualitas gambar dalam perangkat elektronik?
3G_21_2141160036_Tri Susilo Pamungkas
HapusIzin menjawab:
Konstruksi sinyal video komposit dapat mempengaruhi kualitas gambar dalam perangkat elektronik dengan beberapa cara. Berikut adalah beberapa aspek konstruksi sinyal video komposit yang dapat memengaruhi kualitas gambar:
1. Resolusi Gambar:
- Sinyal video komposit cenderung memiliki resolusi yang lebih rendah dibandingkan dengan format video modern yang lebih baru. Hal ini dapat membatasi kemampuan perangkat elektronik untuk menampilkan detail gambar dengan tingkat ketajaman yang tinggi.
2. Pemisahan Warna dan Kecerahan:
- Konstruksi sinyal video komposit menggabungkan informasi warna dan kecerahan dalam satu sinyal. Proses ini dapat menyebabkan hilangnya sebagian informasi dan mempengaruhi reproduksi warna serta kontras gambar.
3. Noise dan Gangguan:
- Sinyal video komposit lebih rentan terhadap noise dan gangguan karena sifatnya yang menggabungkan beberapa komponen dalam satu sinyal. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya detail gambar dan penurunan kualitas visual secara keseluruhan.
4. Perubahan Periode:
- Kualitas gambar dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam periode gambar, terutama pada situasi perubahan cepat atau gerakan dalam gambar. Sinyal video komposit mungkin kurang responsif terhadap perubahan ini dibandingkan dengan format video yang lebih modern.
5. Artifact dan Garis Tepi:
- Konstruksi sinyal video komposit dapat menyebabkan munculnya artifact, seperti dot crawl dan garis tepi yang tidak diinginkan. Ini dapat mengurangi kejelasan dan kebersihan gambar.
6. Sinkronisasi Audio-Video:
- Dalam beberapa kasus, konstruksi sinyal video komposit dapat mempengaruhi sinkronisasi antara sinyal audio dan video. Ketidaksesuaian waktu ini dapat memengaruhi pengalaman menonton.
7. Kompatibilitas Modern:
- Beberapa perangkat elektronik modern mungkin tidak sepenuhnya mendukung atau dioptimalkan untuk sinyal video komposit. Ini dapat membatasi kemampuan perangkat tersebut untuk menghasilkan kualitas gambar yang optimal.
8. Pengaruh Pada Perangkat Display:
- Kualitas gambar pada perangkat tampilan, seperti televisi atau monitor, dapat dipengaruhi oleh kemampuan perangkat untuk mengolah dan memproses sinyal video komposit. Beberapa perangkat mungkin memiliki fitur atau teknologi yang dapat membantu meningkatkan kualitas gambar dari sinyal ini.
9. Evolusi Teknologi:
- Seiring berkembangnya teknologi, banyak perangkat elektronik lebih cenderung mendukung format video yang lebih modern dengan resolusi yang lebih tinggi dan kualitas gambar yang lebih baik. Ini dapat membuat sinyal video komposit menjadi kurang relevan dalam perangkat-perangkat terbaru.
Penting untuk diingat bahwa sinyal video komposit umumnya digunakan pada perangkat yang lebih tua, dan banyak perangkat modern telah beralih ke format video yang lebih canggih dan berkualitas tinggi untuk meningkatkan pengalaman visual pengguna.
3G_21_2141160036_Tri Susilo Pamungkas
BalasHapusIzin Bertanya:
Bagaimana sinyal video komposit merespons terhadap noise dan gangguan selama transmisi?
3G_04_2141160144_DanurTirtaR
Hapusizin menjawab
Sinyal video komposit memiliki karakteristik tertentu dalam merespons terhadap noise dan gangguan selama transmisi. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat mempengaruhi bagaimana sinyal video komposit merespons terhadap noise dan gangguan:
1. **Kualitas Gambar yang Rentan:**
- Sinyal video komposit memiliki tingkat kualitas gambar yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa jenis sinyal video lainnya, seperti sinyal video komponen. Oleh karena itu, mereka cenderung lebih rentan terhadap noise dan gangguan.
2. **Rentan Terhadap Interferensi Croma-Luminansi (Cross-Color Interference):**
- Sinyal video komposit menggabungkan informasi luminansi (brightness) dan chrominance (color) dalam satu sinyal. Hal ini membuatnya rentan terhadap interferensi croma-luminansi, di mana noise pada komponen warna dapat mempengaruhi komponen kecerahan dan sebaliknya.
3. **Gangguan pada Sinyal Chroma:**
- Noise pada sinyal chrominance dapat menyebabkan perubahan warna yang tidak diinginkan atau distorsi pada gambar. Gangguan semacam ini dapat mengurangi ketajaman dan akurasi reproduksi warna.
4. **Perubahan Terhadap Burst Signal:**
- Gangguan pada burst signal, yang mengindikasikan referensi fase warna pada sinyal video komposit, dapat menghasilkan distorsi warna yang signifikan. Hal ini sering kali terjadi pada kondisi transmisi yang buruk.
5. **Penggunaan Filter dan Pemrosesan Noise:**
- Beberapa sistem penerima dan pemrosesan sinyal video dapat dilengkapi dengan filter dan teknologi pemrosesan noise untuk mencoba mengurangi efek gangguan dan noise pada sinyal komposit.
6. **Penggunaan Kabel Berkualitas Tinggi:**
- Kualitas kabel yang digunakan dalam mentransmisikan sinyal video komposit dapat memengaruhi sejauh mana noise dan gangguan dapat terjadi. Penggunaan kabel berkualitas tinggi dapat membantu mengurangi risiko gangguan.
7. **Dampak Noise pada Gambar Keseluruhan:**
- Noise yang memasuki sinyal video komposit dapat mempengaruhi keseluruhan gambar, termasuk ketajaman, kontras, dan detail gambar.
8. **Penyimpangan Warna dan Distorsi Gambar:**
- Gangguan pada sinyal video komposit dapat menyebabkan penyimpangan warna dan distorsi gambar yang dapat terlihat oleh pemirsa.
Dalam situasi di mana kualitas sinyal menjadi kritis, beberapa sistem dan aplikasi telah beralih ke format sinyal video yang lebih canggih, seperti sinyal video komponen atau bahkan sinyal video digital, yang dapat memberikan keandalan dan kualitas gambar yang lebih baik dalam menghadapi noise dan gangguan.
3G_04_2141160144_DnurTirtaR
BalasHapusizin bertanya
Apa perbedaan antara sinyal video komposit dan sinyal video komponen dalam hal konstruksi dan kualitas gambar?
3G_13_2141160120_Muhamad Guntur Irwansyah
HapusIzin menjawab:
Perbedaan utama antara sinyal video komposit dan sinyal video komponen terletak pada cara informasi warna disampaikan. Sinyal video komposit menggabungkan informasi luminansi (kecerahan) dan chrominance (warna) menjadi satu sinyal, sementara sinyal video komponen memisahkan informasi tersebut menjadi dua atau lebih komponen terpisah. Dalam hal konstruksi, sinyal video komposit mencakup luminansi, chrominance, dan sinkronisasi dalam satu saluran, sementara sinyal video komponen memiliki saluran terpisah untuk masing-masing komponen tersebut. Secara umum, sinyal video komponen cenderung memberikan kualitas gambar yang lebih baik karena pemisahan informasi warna, mengurangi potensi distorsi dan interferensi warna.
3G_13_2141160120_Muhamad Guntur Irwansyah
BalasHapusizin bertanya:
Bagaimana proses pencampuran warna dilakukan dalam sinyal video komposit, dan apa implikasinya terhadap reproduksi warna pada layar televisi?
3G_16_2141160083_Ridho Saputro
HapusIzin menjawab,
Dalam sinyal video komposit, proses pencampuran warna dilakukan dengan menyatukan informasi warna dan luminansi dalam satu saluran sinyal. Sinyal ini menggunakan metode modulasi frekuensi untuk mentransmisikan informasi gambar dan warna melalui satu saluran. Implikasinya adalah reproduksi warna pada layar televisi dapat mengalami degradasi, terutama dalam hal ketajaman dan kejernihan, karena informasi warna dan luminansi dikombinasikan dalam satu saluran yang sama.
3G_16_2141160083_Ridho Saputro
BalasHapusIzin bertanya,
Apa peran sinyal sinkronisasi horizontal dan vertikal dalam konstruksi sinyal video komposit?